Pages

Senin, 10 Desember 2012

(AFF Cup 20102) Preview Malaysia 2-0 Indonesia : Hanya Tim Terbaiklah yang Terpilih

(ditulis tanggal 4 Desember 2012)

 
Malaysia benar-benar menjadi mimpi buruk untuk Indonesia. Ini bukan kali pertama, Indonesia takluk dari Negeri Jiran tersebut dalam sebuah pertandingan penentu. Selama 2 tahun ini saja, tiga kali sudah Malaysia merenggut harapan dan ekspektasi yang  kita bangun.

Final Piala AFF 2010, Final Sea Games 2011, dan yang baru saja terjadi babak penyisihan grup Piala AFF 2012. Indonesia harus angkat koper lebih awal karena hanya menduduki urutan ke-tiga dalam klasmen akhir grup B. Malaysia yang kita hanya perlu hasil imbang saat bersua dengannya agar dapat  lolos, tidak mampu kita bendung.

Sebenarnya dalam pertandingan kemarin, tekanan lebih tertuju kepada tuan rumah karena mereka dituntut untuk memenangkan pertandingan agar bisa lolos ke semi final. Pada menit awal jalannya pertandingan, sangat terlihat jika mereka bermain dengan beban yang berat. Indonesia justru lebih santai dan menguasai pertandingan. Akan tetapi, dua gol beruntun yang disarangkan Malaysia ke gawang Merah Putih mengubah keadaan awal. Permainan Malaysia membaik pasca gol itu, sedangkan Indonesia di bawah tekanan.

Sama persis seperti leg pertama final AFF dua tahun lalu, saat tiga gol Malaysia bersarang beruntun ke gawang Merah Putih dan merusak skema permainan Garuda, Malaysia mengulang hal yang sama tahun ini. Di turnamen yang sama, di tempat yang sama, dan dalam atmosfer yang tidak jauh berbeda. Indonesia kembali mengulang sejarah kelam.

Namun demikian, penghargaan yang setinggi-tingginya patut kita berikan kepada Skuad Garuda. Applause untuk mereka, pemuda-pemuda yang mau menanggalkan segala kepentingannya demi Merah Putih. Dengan persiapan yang minim dan masalah internal yang tak henti mendera, inilah hasil terbaik yang mampu dicapai Indonesia pada AFF tahun ini.

Timnas Indonesia sekarang ini bukan Timnas Indonesia dua tahun yang lalu. Timnas Indonesia sekarang bukan timnas yang mampu tampil mempesona dalam setiap laga, melesahkan banyak gol, dan membuat gentar lawan meskipun akhirnya gagal juara, seperti AFF dua tahun lalu. Tetek bengek politik benar-benar telah menodai persepakbolaan negeri kita tercinta ini. Segala carut marut dan kerumitan yang sebenarnya bisa dihindari membuat sepakbola Indonesia linglung, tak memiliki arah dan tujuan. Di saat negara lain fokus memikirkan rencana dan target mereka untuk dapat bersaing dalam kancah sepakbola internasional, negara kita masih saja saling caci maki dan menyalahkan. Sungguh ironis.

Dan memang sudah sepantasnya, hanya tim terbaiklah yang akan terpilih. Hanya tim yang benar-benar pantas dan siaplah yang akan maju ke babak selanjutnya dan akhirnya menjadi yang terbaik pada turnamen dua tahunan ini. Dan Indonesia, mau tak mau kita harus mengakui bahwa tahun ini kita belum siap dan belum pantas untuk mendapatkan piala itu. Piala kampiun yang sejujurnya sudah sangat lama tidak menyambangi tanah air. Semoga di edisi AFF selanjutnya piala itu menjadi milik kita, dan lebih utama lagi semoga sepakbola kita dapat kembali pada jalur yang benar. 

Selesaii..
Rista Fitria Anggraini

(AFF Cup 2012) Preview Indonesia 1-0 Singapura : Tumpas Trend Tak Pernah Menang

(ditulis tanggal 30 November 2012)


Asa kembali terbentang untuk skuad Garuda kala pada laga kedua penyisihan grup Piala AFF 2012 Indonesia berhasil menang tipis atas Singapura dengan skor 1-0. Banyak yang memprediksikan Indonesaia akan kalah pada awal laga mengingat pada partai sebelumnya Indonesai hanya mampu bermain imbang dengan tim yang dianggap paling lemah dalam grup Laos, sedangan Singapura mampu menang telak 3-0 atas juara bertahan sekaligus tuan rumah Malaysia.

Adalah Andik Vermansyah, pemain asal Persebaya ini berhasil mencetak satu-satunya gol dalam laga ini di akhir babak kedua lewat tendangan bebas yang sangat menawan. Tendangan bebas dari samping kanan pertahanan Singapura ini berhasil melaju dengan mulus ke arah gawang memanfaatkan posisi kiper yang terlalu maju ke depan. Bola lambung itu tidak berhasil diselamatkan dan sukses terjaring di pojok kiri gawang The Lions.

Hasil ini sekaligus merupakan sejarah baru bagi Indonesia. Sejak Piala AFF digelar, Indonesia belum pernah sekalipun menang atas Singapura. Pertemuan terakhir mereka dalam ajang AFF terjadi pada tahun 2008 dimana Indonesia harus takluk 0-2.

Dalam pertandingan kemarin, pelatih Nil Maizar benar-benar mengubah susunan pemain dari saat melawan Laos. Penjaga gawang Endra Pras yang tidak dapat bermain karena terkena kartu merah pada laga sebelumnya posisinya diganti oleh Wahyu Tri Nugroho. Permainan kiper asal Persiba Bantul ini cukup bagus dalam laga kemarin, beberapa peluang berbahaya berhasil diamankannya. Absennya Tony Cusel membuat peran Taufiq di central permainan Merah Putih lebih dominan. Di sektor sayap kanan, Andik Vermansyah dibangku cadangkan dan posisinya ditempati Ellie Aiboy, sedangkan dikiri masih tetap ditempati Oktavianus Maniani. Di lini depan pemain Senior Bambang Pamungkas juga dibangku cadangkan dan posisinya diisi oleh Rahmat yang sekaligus merupakan debut pertamanya dalam ajang AFF ini.

Rotasi yang cukup signifikan ini terbukti cukup berhasil. Di babak pertama, Indonesia berhasil meredam serangan Singapura. Koordinasi antar lini juga cukup baik. Indonesia menekan hanya dengan memanfaatkan serangan balik. Di babak kedua, Indonesia mulai tampil menyerang. Masuknya Andik Vermansyah dan Bambang Pamungkas menyegarkan permainan tim. Praktis, ball position dikuasai Merah Putih. Maitimo yang pada babak pertama hanya terfokus pada pertahanan mulai melakukan over lapping ke depan seperti yang juga dilakukannya saat kontra Laos. Di kartu merahnya Irwan Shah pada pertengahan babak kedua membuat Singapura semakin tertekan. Dan akhirnya, gol Andik menjadi penyempurna laga.

Dengan hasil ini, untuk sementara Indonesia memuncaki klasmen grup B dengan poin 4 setelah Laos berhasil dicukur Malaysia dengan skor 4-1. Namun, demikian posisi Indonesia masih belum aman. Partai terakhir melawan Malaysia nanti akan menjadi penentu lolos tidaknya Indonesia ke fase semi final. Partai terakhir nanti tentu akan menjadi partai akhir pekan yang sangat seru dan ditunggu-tunggu oleh banyak kalangan, mengingat peluang Malaysia untuk lolos juga terbuka lebar asal bisa mengungguli Indonesia, sedangkan Indonesia hanya butuh hasil seri saat menghadapi Malaysia.

Siapakah yang akhirnya dapat lolos dari fase grup ini? Mari kita tunggu...

Selesai..
Rista Fitria Anggraini

(AFF Cup 2012) Preview Indonesia 2-2 Laos : Hanya Bisa Imbang

(ditulis tanggal 25 November 2012)


Hasil kurang memuaskan didapat Tim Nasional Indonesia kala melakoni partai pertamanya di Piala AFF tahun ini. Bermain melawan Laos yang sebenarnya tidak diunggulkan Garuda hanya mampu berbagi angka 2-2. Tentu hasil ini diluar prediksi banyak orang, mengingat sejak bergulirnya AFF pada tahun 1996 Timnas selalu berhasil memenangkan pertandingan kala melawan Laos, bahkan tiga diantaranya diraih dengan skor telak.

Timnas memang bermain kurang bagus hari ini. Koordinasi antar lini kurang padu, sering terjadi miss komunikasi dan salah umpan antar pemain. Sejak peluit babak pertama dibunyikan, Laos dapat mengimbangi permainan Merah Putih. Petaka bagi Merah Putih dimulai saat kiper Endra Prasetya diusir wasit karena mengganjal pemain depan Laos pada pertengahan babak pertama. Unggul lebih dulu melalui titik putih membuat mental pemain Laos meningkat, mereka dapat memainkan permainan dengan baik. Indonesia baru bisa menyamakan kedudukan di akhir babak pertama melalui heading Maitimo yang memanfaatkan bola heading dari Bambang Pamungkas yang membentur mistar gawang.

Pada babak kedua, permainan Laos meningkat. Beberapa kali mereka mengancam lewat sisi kiri pertahanan Indonesia yang dijaga oleh Wahyu Widiastanto. Umpan satu dua antar pemain cukup bagus, sedang pertahanan Indonesia sendiri terkesan longgar.

Indonesia sendiri sebenarnya tidak selalu tertekan. Mereka membangun serangan melalui sisi kiri lewat kaki Andik Vermansyah yang berkolaborasi dengan Irfan Bachdim. Maitimo yang berposisi asli sebagai pemain bertahan sering melakukan over lapping sampai ke kotak penalty Laos, sedangkan Tony Cussel berperan sebagai pengumpan dari lini tengah, menutupi peran Taufiq yang tak terlalu terlihat pada pertandingan sore ini karena terlalu terfokus pada pertahanan.

Keluarnya Bambang Pamungkas yang digantikan oleh Mofu membuat peran Tony Cussel berubah dari gelandang menjadi striker. Namun sepertinya, Cussel kurang pas dengan posisi itu, beberpa kali ia terjebak offside dan lamban mengambil tindakan saat bola menghampirinya sehingga membuat pemain belakang Laos dengan mudah menghentikannya.

Waktu tidak bisa diulang. Hasil telah terpampang. Walau sulit, bukan berarti kita tak memiliki peluang. Apalagi partai Malaysia vs Singapura masih akan berlangsung. Ini baru partai pertama, kesempatan masih terbuka lebar. Semoga Garuda dapat menampilkan permainan yang jauh lebih bagus saat melawan Singapura.

Bagaimana perjuangan Merah Putih pada AFF tahun ini? Mari kita lihat sampai akhir.

Selesaii…
Rista Fitria Anggraini

Sabtu, 24 November 2012

Dan Perjuanganpun Kembali Dimulai

(ditulis tanggal 25 November 2012)

 
Setelah dua tahun berlalu, akhirnya event yang paling kita tunggu-tunggu AFF Suzuki Cup kembali digelar. Tergabung dalam Grup B bersama tuan rumah Malaysia, Singapura, dan Laos, Indonesia akan mengawali partai perdananya sore nanti melawan tim yang dianggap paling lemah dalam grup B, Laos. Partai ini tentu akan sangat menguntungkan untuk Indonesia karena partai pertama adalah partai yang sangat penting dan akan berperan besar dalam perjalanan sebuah tim mengarungi parta-partai selanjutnya. Jika Timnas menang, mereka akan menggenggam kepercayaan diri yang lebih saat bermain kontra Singapura dan Malaysia. Jadi, tidak ada kata lain selain menang dengan sebanyak-banyaknya.
Tentu masih segar dalam  ingatan kita bersama bagaimana keperkasaan Merah Putih pada event yang sama dua tahun lalu. Timnas Garuda berhasil mengarungi partai penyisihan dan semi final tanpa cacat, tanpa kehilangan satu poin pun. Ekspektasi yang tinggi dan keyakinan yang kuat akan trofi AFF untuk kali pertama menyeruak ke dalam diri setiap masyarakat Indonesia saat itu. Saya yakin dua tahun lalu, sebelum partai di Bukit Jalil tak ada yang sangsi jika Indonesia-lah yang akan merebut juara. Namunm kenyataan yang ada sungguh di luar prediksi banyak orang. Indonesia harus bertekuk lutut sekaligus kehilangan momentum juara saat dihantam Harimau Malaya di Bukit Jalil. Hanya sekali kalah dan piala itu pun melayang.
Berada di tempat yang sama seperti dua tahun lalu, tempat dimana harapan seluruh masyarakat Indonesia menguap hanya dalam waktu semalam, Indonesia akan mengarungi laga penyisihan grup Piala AFF 2012. Dua tahun lalu, tempat ini sebagai malapetaka bagi Merah Putih, mereka tertunduk tak berdaya bersama dengan kekecewaan seluruh supporter Indonesia yang rela berbondong-bondong memadati Stadion Bukit Jalil demi harapan akan kata JUARA menyambangi negeri tercinta. Rasanya, hal itu baru terjadi kemarin, bahkan rasa kecewa ini pun masih terasa hingga saat ini.
Namun bagaimanapun tak ada alasan bagi Merah Putih untuk mengulang hal yang sama tahun ini. Biarlah AFF 2010 berlalu dan kita untuk yang kesekian kalinya gagal membawa piala itu ke tanah air. AFF 2012 baru saja dimulai, semuanya kembali ke nol. Piala itu kembali diperebutkan, semuanya memiliki kesempatan yang sama.
Jadi, mari berjuang kembali Garudaku, jangan menyerah. Kita semua tahu bagaimana kau terseok-seok dalam mempersiapkan event ini, bagaimana permasalahan selalu muncul dan mengganggu persiapanmu, bagaimana orang-orang di atas sana yang entah peduli apa tidak dengan Tim Nasional terus saja mempertontonkan ego mereka, dan membuat masalah berlarut-larut. Oleh karena itu, kami akan selalu mendukungmu. Mendukung dan selalu berdo’a dengan segala kelemahan dan kekuranganmu saat ini. Karena kau adalah Tim Nasional Indonesia. Prajurit terdepan lapangan hijau yang akan menunjukkan seberapa besar kekuatan sepakbola negeri ini sebenarnya.
Welcome AFF 2012, God Bless Timnas Indonesia
Selesai…
Rista Fitria Anggraini

Japan Education Fair 2012 : Berani itu Banyak Manfaatnya

(29 September 2012)

    Ini baru pertama kalinya saya datang ke Surabaya hanya dengan seorang teman saya sekaligus kenekad-an saya yang kedua selama hidup ini. Hanya bedanya, kenekad-an kedua saya ini berakhir dengan sangat manis dan indah. Berbekal semangat, rasa ingin tahu yang tinggi, dan tekad untuk menjadi berani saya datang ke Surabaya untuk menghadiri “Japan Education Fair 2012” pameran tahunan yang dilaksanakan Kongsulat Jendral Jepang bekerjasama dengan JASSO dan Persada yang bertujuan untuk menarik minat pelajar Indonesia untuk melanjutkan studi di Negeri Sakura, Jepang.
Sepintas kelihatannya saya sangat berambisi sekali belajar di Jepang. Namun sejujurnya, hal itu hanya impian yang sampai saat ini masih semu, abstrak, tidak bisa digambarkan dengan jelas. Apalagi setelah menghadiri pameran itu, sekolah di Jepang terasa semakin tidak mungkin bagi saya dengan kemampuan yang saya miliki saat ini. Masih banyak sekali hal yang harus dilakukan dan diperjuangkan, masih banyak pengalaman dan ilmu yang harus digali dan dikuasai.
Tak bisa ditampik memang, Jepang memiliki banyak hal yang sangat menarik. Kemajuan teknologi yang berimbang dengan tradisi masyarakat yang mengakar kuat menjadi satu hal yang sangat menarik bagi saya karena Negara saya-pun juga memiliki banyak tradisi, lebih banyak malah namun kurang bisa me-manage sebagus Negara Jepang. Keteraturan dan kedisiplinan masyarakat Jepang  menjadi daya tarik selanjutnya, dimana segala hal berlangsung dengan teratur, terkontrol, dan dapat dikendalikan.
Saya dan teman saya Te ( @rhahma_tzalist ) berangkat dari Trenggalek ke stasiun Tulungagung sekitar pukul 03.30 pagi dan berangkat ke Surabaya pada pukul 6 pagi. Ini pertama kalinya saya naik kereta api, dan ternyata naik kereta api itu sangat menyenangkan disamping juga sangat terjangkau. Selama perjalanan saya menikmati pemandangan yang indah dari dalam kereta, yang hampir semuanya melewati sawah, perkebunan, jembatan, dan sungai.
Kami tiba di Surabaya ketika jarum jam menunjukkan pukul 10.30. Ini molor dari jadwal kereta yang seharusnya sampai pukul 10 pagi. Kami cepat-cepat naik angkutan kota menuju ke Sheraton Hotel karena acara sudah dimulai setengah jam yang lalu.
Kami menginjakkan kaki pada Sheraton Hotel yang megah. Saat pertama kali masuk ke Ball Room dan melihat satu per satu stan Universitas terkemuka di Jepang, rasa kagum sekaligus tidak percaya menyeruak di dada. Apakah ini nyata? Benarkah saya sekarang berada di sini? Pertanyaan- pertanyaan itu terus menyeruak dalam hati saya. Saya bisa melihat manusia-manusia Jepang tepat di depan mata saya, merasakan kecerdasan, visi yang tinggi, sekaligus semangat yang besar dalam jiwa mereka. Masing-masing perwakilan Universitas menjelaskan sekaligus mempromosikan Universitas mereka kepada para pengunjung yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa, orang tua, dan siswa-siswi SMA.
Saya merasa seperti menjadi orang paling bodoh dalam ruangan ini. Hampir semua pengunjung fasih berbahasa Jepang maupun berbahasa Inggris. Mereka dapat berkomunikasi dengan mudah kepada orang-orang Jepang yang menunggu stan. Meski demikian, sebagian besar dari stan-stan tersebut menyertakan orang Indonesia, entah sekedar sebagai penerjemah atau memberi penjelasan dalam bahasa Indonesia.
Karena tidak mau datang sia-sia, kami-pun memberanikan diri untuk duduk di beberapa stan universitas dan bertanya sekadarnya di sana. Kami dapat berhadapan langsung dan berkomunikasi dengan orang-orang Jepang ini. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Di stan Waseda University kami berhadapan langsung dengan orang Jepang dengan penerjemah di sampingnya. Ketika kami bertanya dengan bahasa Indonesia, penerjemah mengartikannya dengan bahasa Jepang yang kemudian di jawab dengan bahasa Jepang lalu diterjemahkan kembali kepada kami. Hahaha,  udah kaya orang penting aja rasanya. Pembicaraan berlangsung dengan lancar meski dengan dua bahasa yang berbeda.
Hal lain terjadi saat kami masuk ke stan APU (Asia Pacific University). Dalam stan ini, kami disambut dan diajak berbicara langsung dengan perwakilan Jepang di sana. Yang membuat saya kagum, Mas Jepang ini berusaha menjelaskan kepada kami dengan bahasa Inggris dicampur dengan bahasa Indonesia. Di APU, Mas Jepang tadi membawa sebuah majalah berbahasa Indonesia yang dibuat oleh mahasiswa APU di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa di sana ada sekitar seratus lebih mahasiswa asal Indonesia dan membentuk perkumpulan bernama APUIna. Berbeda dengan stan lain yang menggunakan bahasa Inggris atau bahasa Jepang, APU menggunakan bahasa Indonesia dalam buku pengenalnya sehingga saya yang notabene tidak pandai bahasa Inggris dapat mengerti dengan baik.
Orang-orang Jepang yang menjadi perwakilan stan kemarin sangat ramah dan menghargai. Saya sempat bingung dan ga pede saat harus berkomunikasi dengan bahasa Inggris, karena bahasa Inggris saya sangat jauh dari bagus. Namun, pada akhirnya komunikasi dapat berlangsung dengan baik karena orang-orang jepang tadi segera memahami inti dari apa yang saya tanyakan dan menjelaskannya, meskipun kalimat yang saya ucapkan terbata-bata. Sering saya bingung, ingin bertanya tentang ini tapi ga tau mengucapkannya bagaimana, dan orang Jepang tadi setia menunggu dan berusaha memahami se-sedikit apapun kalimat yang saya ucapkan. Saat berada di stan J.F Oberlin University sering saya tidak memahami pertanyaan yang di ucapkan wakil Jepang di sana, dan hebatnya wakil Jepang tadi berusaha mengartikan pertanyaan yang ia ajukan tadi dengan bahasa Indonesia sehingga saya dapat paham dan menjawabnya. Di Women College University seorang wanita Jepang kaget saat kami menceritakan berangkat dari Trenggalek pukul 4 pagi menempuh lima jam perjalanan untuk datang ke acara ini. Saking senangnya ngomong dengan orang Jepang, kami jadi lebih memilih stan yang banyak orang Jepangnya ketimbang orang Indonesianya, karena orang Indonesia di ruangan ini kebanyakan sombong dan judes, jadi saya malas. Saat pertama masuk, kami langsung mengunjungi stan Persada (Persatuan Alumni dari Indonesia) dengan harapan dapat menimba banyak pengalaman dari Alumnus Jepang, namun ternyata hal itu tidak sesuai harapan karena alumnus yang menjaga stan itu terkesan malas dan ogah-ogahan menjelaskan dan malah reunian sama sesama alumnus Jepang yang kebetulan duduk di samping saya.
Overall, apa yang saya alami kemarin adalah satu pengalaman yang sangat berharga. Berada dalam satu ruangan dengan orang-orang yang memiliki impian dan visi ke depan yang tinggi. Dari apa yang saya dapat kemarin saya menyadari satu hal bahwa apa yang saya miliki saat ini masih sangat tidak cukup untuk mencapai satu impian yang besar, maka dari itu saya harus belajar dan berusaha lebih giat lagi.
Saya dan Te keluar dari Sheraton Hotel pukul 04.00 sore setelah menyaksikan upacara minum teh dan melihat video alumnus Jepang dari berbagai Negara mengajak kita untuk belajar ke Jepang. Setelah mampir ke TP sebentar kami lalu memutuskan untuk pulang. Kami naik becak dari TP ke Stasiun Pasar Turi. Bodohnya, kami tidak tahu kalau stasiun Pasar Turi itu hanya untuk perjalanan dari Surabaya ke arah barat seperti Semarang, Bandung, dan Jakarta bukan ke arah timur, jadi kami harus kembali naik becak menuju stasiun Gubeng. Sialnya lagi, sesampainya di sana kereta api jurusan Surabaya-Tulungagung telah berangkat pukul 4 sore tadi, sehingga kami harus naik angkutan kota menuju Terminal Bratang kemudian naik bus kota menuju Terminal Bungurasih untuk dapat kembali pulang ke rumah. Dari Surabaya sampai Mojokerto kami harus berdiri karena bus yang kami tumpangi sudah penuh. Perjalanan pulang terasa melelahkan karena kami terpontang panting dari becak ke becak, dari stasiun ke stasiun, dari angkot ke angkot, dan dari terminal ke terminal namun semua lelah itu seperti tidak terasa karena luar biasanya hari ini. Kami tiba di Tulungagung pukul 12.30 malam dan segera mengambil motor yang saya parkir di depan Stasiun Tulungagung. Perjalanan pulang Tulungagung-Trenggalek sendiri tidak terasa lama dan pukul 01.30 kami tiba di Trenggalek dengan selamat.
Itulah pengalaman yang saya dapatkan hari Sabtu kemarin. Pengalaman yang sangat luar biasa dan mungkin akan selalu saya kenang sampai nanti. Intinya, jangan pernah takut untuk mencari pengalaman baru. Belajarlah menjadi anak yang pemberani. Sekarang kita bukanlah anak kecil lagi, sudah saatnya kita mencari arti hidup kita sendiri, mengukir sejarah dan prestasi sendiri. Sekarang sudah bukan saatnya lagi kita selalu bergantung pada orang tua, karena kita sudah tahu mana yang baik dan buruk, mana yang benar dan salah, serta mana yang perlu dilakukan dan tidak perlu dilakukan. Sebisa mungkin kita jangan sampai menyusahkan orang tua dan membuat mereka kecewa, karena mereka telah banyak berkorban untuk kita dari kita kecil dulu.
“Buatlah orang tua kita bangga dan mengakui kemampuan kita. Jangan meminta banyak, tapi berilah sebanyak-banyaknya pada mereka.” 
Selesaii…
Rista Fitria Anggraini

Biarlah Seperti yang Telah Direncanakan


(ditulis tanggal 8 November 2012)
Ini untuk pertama kalinya dalam hidupku aku mengaku menyukai seseorang. Sebelumnya, aku tak pernah mengakui itu. Bahkan aku berani menceritakan hal ini pada seorang temanku. Sungguh…..ini untuk yang pertama kalinya.
Mengapa aku bisa seberani ini? Jawabannya ada dua kemungkinan, pertama karena aku benar-benar menyukainya atau lebih karena akhir-akhir ini aku berusaha untuk terbuka kepada orang lain dan tidak memendam perasaan sendiri.
Cinta? Sejujurnya aku tak mengerti apa itu. Apa perasaanku saat ini cinta atau bukan, aku tak tahu. Kata orang, pengertian cinta itu sangat rawan, bergeser sedikit saja, sudah bukan cinta namanya.
Karena aku tak tahu, maka aku tak bisa. Aku tak bisa melakukan apapun pada apa yang ada di hati ini. Mengungkapkannya? Ahh….. itu sama sekali tak terlintas di benakku. Aku bukan orang senekad dan sefrontal itu, dan jujur saja…aku masih percaya kalau laki-lakilah yang harus mengungkapkan rasa lebih dahulu.
Jadi, aku memilih menyerah. Ya, menyerah. Aku lelah,  karena aku benar-benar tidak tahu apa yang harus diperjuangkan. Merubah penampilan? Menarik perhatian? Tentu adalah hal yang sangat berbeda antara memperjuangkan dan memaksakan. Dan, yang kutahu cinta itu anugerah, datang dari Tuhan kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Sama sekali tidak bisa dipaksakan.
Aku menyerah dan memilih berserah. Aku manut saja pada apa yang telah dan akan digariskan Allah SWT. Jika cinta itu mendekat, biarlah mendekat, jika memang harus menjauh dan pergi ya…mau apa lagi, biarlah ia pergi. Kecewa? Pasti. Menangis? Kemungkinan besar. Tapi, jika cinta tak memilih kita, apa yang bisa kita lakukan?
Akhirnya, untuk saat ini aku memilih untuk tidak memikirkan hal itu lagi. Karena memikirkannya pun akan sia-sia, karena aku tidak mengerti dan tidak tahu apa yang harus ku lakukan pada pikiran itu. Banyak hal lain yang lebih penting daripada memikirkan hal itu. Sekolah, belajar, melakukan hal yang bermanfaat, berkarya, hal-hal yang penting untuk kulakukan saat ini. Tentang cinta….aku memilih untuk tetap menjadi diriku sendiri. Tertawa jika ingin tertawa, bercanda jika ingin bercanda, serius jika harus serius. Makan jika ingin makan, tidur jika ingin tidur, marah jika harus marah, minta maaf jika harus minta maaf, aku tidak ingin menjadi orang lain karena satu kata itu.
Jika cinta datang, biarlah ia datang, jika harus pergi, biarlah ia pergi. Aku hanya ingin tetap menjadi diriku sendiri. 

Selesai..
Rista Fitria Anggraini 

Kamis, 30 Agustus 2012

Tuhan yang Lebih Tahu

Ditulis tanggal 26 Agustus 2012 Pada dasarnya kita manusia hanyalah makhluk Tuhan yang serba terbatas. Tiada manusia yang sempurna, begitu pepatah mengatakan. Pengetahuan di dunia ini sangat amat luas, bahkan digambarkan jika seluruh lautan di bumi ini digunakan sebagai tinta untuk menulis pengetahuan-pengetahuan yang ada di dunia ini, maka sampai lautan ini kering-pun pengetahuan itu belum semuanya tertulis. Dengan dasar itu, maka tidak sepatutnya kita merasa lebih benar daripada orang lain padahal pengetahuan yang kita miliki hanya seberapa. Agama adalah suatu kepercayaan. Dan kepercayaan setiap orang tidak selalu sama. Seperti halnya sebagian orang percaya kalau angka 13 itu angka sial dan sebagian lagi tidak percaya. Kepercayaan orang tidak bisa kita rubah, karena mereka telah percaya dan yakin serta memiliki dasar yang mereka anggap benar. Berbeda halnya dengan hukum, kita tidak bisa menghakimi benar atau salahnya kepercayaan seseorang, meskipun kita punya bukti yang kita anggap kuat dan benar sekalipun. Misalkan dalam Al-Qur’an umat Islam dilarang menyembah lebih dari satu Tuhan. Hanya dengan hal itu bukan berarti kita menyalahkan umat Hindu yang menyembah banyak Dewa karena mereka juga memiliki dasar yang mereka yakini benar sehingga melakukan hal tersebut. Manusia juga tidak berhak menyebut seseorang itu kafir dan orang yang lain beriman, karena pemahaman tentang kafir dan beriman itu sendiri belum tentu kita paham, dan meskipun kita yakin kita paham belum tentu apa yang kita pahami ini benar menurut Allah SWT. Karena memang hanya Allah-lah Yang Maha Menentukan “sebutan” untuk makhluk-Nya, sedangkan tugas manusia hanya berusaha agar mendapatkan sebutan sebagai orang yang beriman dari-Nya. Menurut saya, kerusuhan antar umat beragama sampai membakar rumah, membakar tempat ibadah, membakar kitab suci, atau bahkan menghilangkan nyawa orang lain itu hanya sia-sia saja dan bisa jadi malah menambah dosa kita. Kenapa mereka harus dan mau melakukan hal sekeji itu? Padahal kalau kita mau berfikir lebih jauh kita sama sekali tidak bertanggung jawab atas keimanan orang lain. Keimanan itu adalah urusan masing-masing individu dan yang mempertanggung jawabkannya kelak adalah individu itu sendiri. Sebagai contoh, ada seorang Ustadz yang mengajarkan kebaikan kepada muridnya, namun salah seorang murid itu tidak mengindahkan ajaran itu dan terus menerus berbuat dosa. Jika sampai akhir hayatnya murid itu tidak mau bertaubat dan andaikata akhirnya murid itu masuk neraka, apakah si Ustadz tadi ikut masuk neraka karena tidak dapat mengubah si murid berbuat baik??? Tentu jawabannya TIDAK. Kesalahan murid itu, murid itu sendiri-lah yang mempertanggung jawabkannya. Oleh karena itu, kita tidak perlu memaksa orang lain untuk memiliki kepercayaan yang sama dengan kita. Yang bisa kita lakukan hanyalah saling mengingatkan saja. Sebaliknya, orang lain juga tidak berhak memaksa kita untuk mengikuti kepercayaannya. Kita hanya perlu melawan jika mereka mengganggu kita. Begitu pula yang diajarkan Rasulullah SAW. Semua perang yang terjadi di zaman Rasulullah SAW itu hanya upaya untuk melindungi diri dan mempertahankan Islam, bukan emosi gara-gara Islam dicemooh atau dihina. Dan pada kenyataannya, manusia tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kemudian. Tentang bagaimana kebenaran yang sebenarnya itu, manusia tidak akan pernah tahu. Tentang ada tidaknya surga dan neraka, ada tidaknya kehidupan akhirat, tidak ada manusia yang dapat membuktikan. Yang bisa dilakukan manusia saat ini hanyalah PERCAYA atas apa saja hal yang akan terjadi suatu saat nanti. Mempercayai hal yang belum terjadi, tentu saja akan muncul banyak perbedaan diantara kita. Masing-masing perbedaan memiliki dasar dan pedoman masing-masing. Tentang siapa yang pada akhirnya paling benar, waktulah yang akan menjawab. Dan semuanya hanya Dzat Yang Maha Tinggi-lah yang tahu. Jadi, daripada mengusik dan menyalahkan kepercayaan orang lain, jauh lebih baik jika kita meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Tuhan, memperbanyak ibadah dan melakukan hal yang bermanfaat untuk sesama. Daripada mencampuri kepercayaan orang lain lebih baik kita melakukan apa yang kita yakini dan percaya dapat membuat kehidupan kita bahagia, baik di dunia maupun di akhirat kelak. PEACE FOR UNITY! Selesai.. Rista Fitria Anggraini.

Selasa, 17 Juli 2012

Asa Garuda Muda dan Berakhirnya Kompetisi ISL


Ditulis tanggal 17 July 2012

Kemarin, baru saja kita menyaksikan pertandingan yang cukup menghibur. Kualifikasi Piala Asia U22 baru saja selesai diselenggarakan di Stadion Utama Riau. Dan seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia gagal lolos ke babak selanjutnya setelah hanya mampu menduduki peringkat ke 3, di bawah Jepang dan Australia.
Dalam pertandingan kemarin Indonesia berhasil mengumpulkan 9 poin hasil 3 kali menang yaitu ketika melawan Timor Leste, Macau, dan Singapura. Penampilan para Garuda Muda kita memang tidak sempurna, namun tidak benar juga kalau dibilang buruk.
Dalam 5 partai yang dilakoni Timnas, penampilan mereka dari partai ke partai menurut saya semakin meningkat. Setelah di partai awal kalah 0-1 dari Australia, penampilan mereka semakin baik saat berhasil menaklukkan Timor Leste dan Macau Bahkan saat kita dibantai Jepang 1-5 pun penampilan kita cukup baik di awal babak pertama. Terbukti Jepang baru bisa mencuri gol di menit ke 32. Sayang sekali, di babak kedua kita tidak bisa mengembangkan permainan dan sering kehilangan konsentrasi, sehingga lawan sangat mudah mencetak gol. Memang harus diakui kalau kualitas dan teknik Jepang setingkat di atas kita.
Duet Agung Supriyanto dan Hendra Adi Bayau di lini depan menjadi kekuatan yang disegani lini pertahanan lawan. Bima Ragil Satria terbukti mampu menggantikan posisi Andik Vermansyah dengan baik di posisi sayap kiri, sedangkan di gelandang tengah ada Rasyid Bakrie yang mampu mengatur permainan. Barisan belakang yang dikomandani oleh Nurmufid Fastabiqul Qoirot juga cukup baik menjaga gawang Merah Putih, selain itu mereka memiliki Syaiful Indra Cahya yang sering melakukan overlapping ke depan serta kiper yang sudah tak asing lagi Aji Saka.
Saya memang belum terlalu paham tentang taktik dan strategi, namun saya tahu kalau penampilan Timnas U-22 kemarin cukup bagus dan patut di apresiasi. Memang kita gagal untuk melangkah dari zona kualifikasi, namun kita tidak boleh berhenti mendukung apalagi menghujat perjuangan Garuda Muda ini. Mereka telah melakukan yang terbaik untuk Merah Putih.
Bulan November nanti ada sebuah event yang mungkin sangat ditunggu-tunggu oleh pecinta sepakbola di seluruh Indonesia. Event yang pada perhelatan sebelumnya memberikan kenangan tersendiri di benak masyarakat tanah air. Ya, event tersebut adalah Piala AFF yang akan diselenggarakan di Malaysia dan Thailand. Dua tahun lalu kita harus bertekuk lutut dari Malaysia di partai final padahal mampu menyapu bersih seluruh laga di penyisihan grup dan semifinal. Sebuah hasil anti klimaks yang sangat menyakitkan. Dan inilah saatnya Merah Putih mewujudkan harapan kami seluruh rakyat Indonesia yang tidak pernah berubah selama puluhan tahun, yaitu menyabet trofi Juara. Dan sudah barang tentu, penampilan gemilang Timnas U22 menjadi senjata yang sangat penting dan menguntungkan untuk menambah amunisi Garuda. Selain regenerasi, hadirnya pemain muda juga dapat menjadi hawa segar untuk Timnas Senior yang selama ini dihuni oleh pemain yang sudah malang melintang di persepakbolaan nasional.
Bertepatan dengan laga terakhir antara Indonesia vs Singapura kemarin, di Pulau Sumatera tepatnya di Palembang juga diadakan Perang Bintang. Laga antara juara Liga Super Indonesia Sriwijaya FC melawan Tim All Star yang meliputi seluruh pemain yang berlaga di ISL dan dipilih pemirsa melalui sms. Partai Perang Bintang ini sekaligus menandai berakhirnya Kompetisi Liga Super Indonesia musim 2011/2012.
Banyak sekali drama-drama dan kejutan-kejutan yang terjadi pada ISL musim ini. Persaingan sangat ketat baik di papan atas, tengah maupun bawah. Kita tahu Arema Indonesia yang pada putaran pertama harus berada di juru kunci klasmen, pada putaran kedua melakukan reformasi besar-besaran, dan hasilnya mereka berhasil keluar dari zona degradasi. Musim ini PSMS Medan, Deltras Sidoarjo, dan PSAP sigli harus terdegradasi ke Divisi Utama sedangkan Gresik United harus melakoni babak play off.
Akhir sekali do’a dan harapan selalu terucap untuk sepakbola Indonesia agar olahraga yang paling digemari masyarakat ini dapat menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Musim depan semoga kompetisi tidak semrawut lagi, gaji pemain tidak ada yang tertunggak, tidak ada korban supporter lagi, dan kompetisi berjalan dengan lebih ketat dan lebih menarik tentunya dengan tetap menjunjung tinggi semangat sportivitas. Untuk Timnas Merah Putih selamat berjuang di Piala AFF 2012, tunjukkan yang terbaik dan raihlah Piala itu. Untukmu, Untuk kami, dan Untuk sejarah baru sepakbola Indonesia.
Selesaii…
Rista Fitria Anggraini

Sabtu, 07 Juli 2012

SMANESA Road to BALI!

ditulis tanggal 7 Juli 2012

Sudah lama sekali rasanya saya tidak menulis di blog kesayangan ini. Terakhir kali saya posting adalah ketika ulang tahun Bambang Pamungkas 10 Juni kemarin. Saat ini saya tengah mengalami situasi yang tak menentu alias bimbang. Apalagi masalahnya kalau bukan tentang jurusan kuliah yang akan saya ambil nanti, mengingat hari Senin lusa adalah hari pertama saya sebagai siswa kelas XII dan saya belum bisa memutuskan apapun.

Memilih jurusan Ilmu Komunikasi adalah yang terlintas di benak saya saat ini. Entahlah, ini cuma keinginan sesaat atau memang passion disitu. Alasan saya sangatlah sepele. Saya ingin menjadi jurnalis sepakbola, atau setidaknya ingin menjadi bagian dalam olahraga ini. Saya memang sangat menggemari olahraga terkenal di dunia ini dan rasanya hanya menjadi penonton tidaklah cukup bagi saya. Saya ingin berbuat lebih, dan mungkin menjadi jurnalis adalah salah satu jalan.

Tapi, seperti kebanyakan anak muda, masalah klise seperti tidak mendapat izin orang tua ternyata juga melanda saya. Banyak alasan yang keluar, yang memang cukup masuk akal, seperti tidak cocok, banyak saingan, bisa dipecat kapanpun, dan masih banyak lagi. Intinya itu bukan pekerjaan yang orang Jawa menyebutnya "maton" alias aman. Yang orang tua saya inginkan anaknya bisa jadi pegawai negeri, kalau ga Guru seperti profesi orang tua saya saat ini, ya Bidan (kesehatan) atau Polwan .(Yang terakhir memikirkannya pun saya tidak pernah)...

3 paragraf pembuka diatas hanya intermezzo saja, tidak ada kaitannya dengan isi yang sebenarnya dari postingan kali ini. Entahlah jurusan apa yang saya pilih nanti, toh masih ada kurang lebih 9 bulan lagi waktu untuk mengambil keputusan dan semoga dalam 9 bulan ini saya bisa mengambil keputusan yang tepat. Amiinn. Nah, seperti judul yang tertulis diatas pada tulisan ini saya ingin menceritakan pengalaman kami siswa-siswi kelas XI SMAN 1 Trenggalek berkunjung ke Pulau Dewata Bali. ^_^ 

Siapa sih yang gak tahu Pulau Bali? Jawaban yang sama pasti juga akan diberikan pada pertanyaan"Siapa sih yang ga ingin berkunjung ke Pulau Seribu Pura ini??" Hampir Ga Ada. Ya, saya yakin hampir semua orang di Indonesia atau mungkin di dunia ini menginginkan pergi ke Pulau Dewata Bali. Pesonanya yang sudah tersohor ke seluruh dunia jelas memberikan rasa penasaran yang tinggi bagi mereka yang belum berkunjung ke Pulau ini. Dan Alhamdulillah, di umur kami yang masih muda kami diberi kesempatan menikmati keindahan alam Bali. Karena bukan tidak mungkin, ada orang yang sampai usia senja belum bisa menapakkan kaki ke Pulau Dewata padahal mereka sangat menginginkannya.

Sudah menjadi tradisi di sekolah kami memang, kalau setiap akhir semester siswa-siswi kelas XI akan "study tour" istilahnya ke Pulau Bali. Saat-saat itu tentu menjadi saat-saat yang paling ditunggu-tunggu oleh para siswa. Bahkan sejak sebulan sebelum hari keberangkatan, kami sudah gencar membicarakan tentang rencana study tour ke Pulau Persembahan ini setiap harinya. Bahkan saat ujian akhir semester pun kata "Bali" tidak bisa hilang dari pikiran. Yang ada malah ingin segera cepat-cepat menyelesaikan ujian ini dan segera berangkat ke Bali.

Dan pada akhirnya hari itu pun tiba. Minggu, 24 Juni 2012 kami berangkat ke Bali. Kami berkumpul di sekolah pada pukul 09.00 WIB . Saya berada di bus 3 dari 4 bus yang diberangkatkan bersama dengan teman-teman saya satu kelas dan dari beberapa kelas lain. Setelah menunggu kurang lebih satu jam bus kami pun mulai bergerak meninggalkan halaman sekolah tercinta. Kami sangat menikmati perjalanan kami, sepanjang jalan tak henti-hentinya kami becanda dan bernyanyi bersama. Tak lupa kami menghabiskan semua snack baik milik sendiri maupun milik teman. hehe,

Hari sudah petang ketika kami tiba di kota Banyuwangi, kota terakhir di Pulau Jawa yang kami lewati sebelum menyeberang ke Pulau Dewata. Di sana kami sempat melihat Pembangkit Listrik Paithon yang sangat indah pada malam hari. Beberapa saat kemudian kami tiba di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Di sana kami menunggu waktu naik kapal yang tidak sebentar. Kurang lebih 3 jam kami menunggu sebelum akhirnya kami keluar dari bus dan menuju ke kapal. Ada yang menarik saat kami akan naik ke kapal yaitu dua bocah yang berendam di tepi laut dan meneriaki kami untuk melemparkan uang recehan pada mereka, dan setelah dilempari mereka akan menyelam mengambil uang yang akan tenggelam itu.

Pertama yang saya fikirkan melihat dua bocah itu "Apa mereka tidak dingin?". Saya aja yang di darat dengan memakai jaket yang cukup tebal masih menggigil kedinginan, mereka berendaamm... udah gitu bisanya cuma terima uang receh pulak, ckckck... tapi salut lah sama semangatnya, ga banyak anak yang bisa melakukan itu.

Saya dan beberapa teman memilih tidak duduk di dalam kapal tetapi naik ke lantai paling atas (apa ya namanya?). Di sana kami dapat menikmati keindahan malam di atas kapal dengan lebih leluasa. Meski dingin dan kepala pening tapi kami sangat menikmatinya.

Tempat wisata yang kami kunjungi pertama kali adalah Tanah Lot. Setelah dari Tanah Lot kami melanjutkan perjalanan ke Bedugul dan Jogger sebelum akhirnya menuju hotel untuk beristirahat.

Malam pertama, saya menginap di rumah budhe saya yang memang tinggal di Bali. Di hari kedua kami mengunjungi Pantai Kuta, Kresna, Dreamland,  GWK dan Nusa Benua. Dan di hari ketiga sekaligus hari terakhir, kami mengunjungi  Istana Negara Tampaksiring dan Pasar Seni Sukowati.

Istana Tampaksiring sangat jauh dari yang saya bayangkan sebelumnya. Awalnya saya kira itu adalah sebuah museum pahlawan, tapi ternyata sebuah tempat persinggahan yang sangat indah, sejuk, bersih, dan nyaman. Oya, masuk ke sana tidak mudah lhoo.. banyak aturannya, antara lain pakai baju resmi (kalau pelajar ya seragam), tidak boleh bawa tas dan pakai kacamata hitam, juga dilarang mem-video, tapi boleh mengambil gambar. Setelah mengunjungi Istana Tampaksiring, saya jadi berfikir kalau pejabat negara yang melakukan korupsi atau tidak mempedulikan rakyatnya itu KEBANGETAN, gimana enggak, tempat singgah yang ga tentu setahun sekali didatengi aja bagusnya minta ampun, dan mereka dapat itu juga berkat rakyatnya. Gitu tetep serakah!

Setelah bertawar-menawar ria di Pasar Sukowati yang bagi saya sendiri berakhir Sukses,  meski harus dibentak dan diomeli penjual, kami akhirnya harus kembali ke Tanah Jawa. Perjalanan pulang sendiri juga berlangsung seru, tapi kali ini sebagian besar waktu di perjalanan kami habiskan untuk ngebo alias tidur pulas karena selama di Bali kami cuma punya waktu istirahat yang tidak lama jadi kami sangat capek sekali. Waktu di kapalpun saya memilih duduk di dalam kapal karena mata ini sudah berat dan tida ada semangat untuk naik ke atas seperti ketika berangkat. 

28 Juni 2012 pukul 11 siang kami tiba dengan selamat di halaman sekolah kami. Meski sampai sehari setelah pulang dari Bali kepala ini masih berputar-putar efek naik kapal, tapi 3 hari di Bali sangat berkesan bagi saya pribadi dan tentunya teman-teman yang lain. Good bye Pulau Dewata, sampai ketemu lagi suatu hari nanti, hehehe ^_~

Mungkin seiring berjalannya waktu kami akan lupa akan detail dari tempat-tempat wisata yang kami kunjungi selama di Bali, tapi satu hal yang saya dan mungkin sebagian dari penghuni bus 3 tak bisa lupakan adalah Tour Guide kami. Bli kami. Pemandu Wisata yang mendampingi kami, hehehe.. Kenapa begitu??

Bli (dalam bahasa jawa "mas") kami namanya I Kadek Mulyarsa. Usianya masih sangat muda, 19 tahun. Awalnya kami ga percaya, bukan karena dia kelihatan tua tapi karena usia 19 tahun sudah menjadi pemandu wisata. Meski muda ia tidak sembarangan dan asal-asalan dalam menjelaskan segala sesuatu tentang Pulau Bali ini. Ia menjelaskan dengan pelan-pelan dan sangat jelas, sehingga kami memahami setiap kalimat yang diucapkannya. Saya juga berhasil tidak tidur selama dalam bus selama di Bali. Padahal sebelumnya saya selalu tidak bisa tidak tidur kalau di dalam kendaraan. Selain itu sikapnya yang kalem dan cenderung malu-malu sangat lucu. Kami tidak habis-habisnya menggodanya, bahkan dengan terang-terangan meminta akun twitter dan Facebooknya. Ia pun salting, mungkin pertama kalinya menghadapi pengunjung yang begitu "gila" seperti kami. Setelah waktu memandu habis, sambil menunggu bus kami tiba di hotel ia duduk berseberangan dengan saya dan Sintya teman saya untuk beristirahat. Di sana kami banyak bertanya-tanya, tidak menggoda lagi. Ternyata pekerjaan jadi pemandu wisata ini ia lakukan di saat libur kuliah atau saat ada panggilan. Ketika saya bertanya "Berarti ini pekerjaan sampingan ya bli?" Ia menjawab :" Ini pekerjaan depanan.", artinya ia ingin menjadikan pekerjaan sebagai pemandu wisata ini sebagai pekerjaan masa depannya nanti. Setelah semua pertanyaan ia jawab, ia pun tertidur di tempat duduknya dan terlihat sangat lelah. Semangat Jiwa Muda, Patut dibuat Contoh!!

Paragraf terakhir adalah paragraf special yang sengaja saya ceritakan sendiri, hehehe. Sebenarnya banyak hal yang ingin saya ceritakan melalui tulisan ini, tapi kalau kebanyakan nantinya malah malas membacanya. Semoga tulisan ini dapat menjadi pengingat ketika saya lupa atau ingin mengenang saat kami siswa kelas XI SMAN 1 Trenggalek study tour ke Pulau Dewata Bali.

Selesai..
Rista Fitria Anggraini