Pages

Selasa, 17 Juli 2012

Asa Garuda Muda dan Berakhirnya Kompetisi ISL


Ditulis tanggal 17 July 2012

Kemarin, baru saja kita menyaksikan pertandingan yang cukup menghibur. Kualifikasi Piala Asia U22 baru saja selesai diselenggarakan di Stadion Utama Riau. Dan seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia gagal lolos ke babak selanjutnya setelah hanya mampu menduduki peringkat ke 3, di bawah Jepang dan Australia.
Dalam pertandingan kemarin Indonesia berhasil mengumpulkan 9 poin hasil 3 kali menang yaitu ketika melawan Timor Leste, Macau, dan Singapura. Penampilan para Garuda Muda kita memang tidak sempurna, namun tidak benar juga kalau dibilang buruk.
Dalam 5 partai yang dilakoni Timnas, penampilan mereka dari partai ke partai menurut saya semakin meningkat. Setelah di partai awal kalah 0-1 dari Australia, penampilan mereka semakin baik saat berhasil menaklukkan Timor Leste dan Macau Bahkan saat kita dibantai Jepang 1-5 pun penampilan kita cukup baik di awal babak pertama. Terbukti Jepang baru bisa mencuri gol di menit ke 32. Sayang sekali, di babak kedua kita tidak bisa mengembangkan permainan dan sering kehilangan konsentrasi, sehingga lawan sangat mudah mencetak gol. Memang harus diakui kalau kualitas dan teknik Jepang setingkat di atas kita.
Duet Agung Supriyanto dan Hendra Adi Bayau di lini depan menjadi kekuatan yang disegani lini pertahanan lawan. Bima Ragil Satria terbukti mampu menggantikan posisi Andik Vermansyah dengan baik di posisi sayap kiri, sedangkan di gelandang tengah ada Rasyid Bakrie yang mampu mengatur permainan. Barisan belakang yang dikomandani oleh Nurmufid Fastabiqul Qoirot juga cukup baik menjaga gawang Merah Putih, selain itu mereka memiliki Syaiful Indra Cahya yang sering melakukan overlapping ke depan serta kiper yang sudah tak asing lagi Aji Saka.
Saya memang belum terlalu paham tentang taktik dan strategi, namun saya tahu kalau penampilan Timnas U-22 kemarin cukup bagus dan patut di apresiasi. Memang kita gagal untuk melangkah dari zona kualifikasi, namun kita tidak boleh berhenti mendukung apalagi menghujat perjuangan Garuda Muda ini. Mereka telah melakukan yang terbaik untuk Merah Putih.
Bulan November nanti ada sebuah event yang mungkin sangat ditunggu-tunggu oleh pecinta sepakbola di seluruh Indonesia. Event yang pada perhelatan sebelumnya memberikan kenangan tersendiri di benak masyarakat tanah air. Ya, event tersebut adalah Piala AFF yang akan diselenggarakan di Malaysia dan Thailand. Dua tahun lalu kita harus bertekuk lutut dari Malaysia di partai final padahal mampu menyapu bersih seluruh laga di penyisihan grup dan semifinal. Sebuah hasil anti klimaks yang sangat menyakitkan. Dan inilah saatnya Merah Putih mewujudkan harapan kami seluruh rakyat Indonesia yang tidak pernah berubah selama puluhan tahun, yaitu menyabet trofi Juara. Dan sudah barang tentu, penampilan gemilang Timnas U22 menjadi senjata yang sangat penting dan menguntungkan untuk menambah amunisi Garuda. Selain regenerasi, hadirnya pemain muda juga dapat menjadi hawa segar untuk Timnas Senior yang selama ini dihuni oleh pemain yang sudah malang melintang di persepakbolaan nasional.
Bertepatan dengan laga terakhir antara Indonesia vs Singapura kemarin, di Pulau Sumatera tepatnya di Palembang juga diadakan Perang Bintang. Laga antara juara Liga Super Indonesia Sriwijaya FC melawan Tim All Star yang meliputi seluruh pemain yang berlaga di ISL dan dipilih pemirsa melalui sms. Partai Perang Bintang ini sekaligus menandai berakhirnya Kompetisi Liga Super Indonesia musim 2011/2012.
Banyak sekali drama-drama dan kejutan-kejutan yang terjadi pada ISL musim ini. Persaingan sangat ketat baik di papan atas, tengah maupun bawah. Kita tahu Arema Indonesia yang pada putaran pertama harus berada di juru kunci klasmen, pada putaran kedua melakukan reformasi besar-besaran, dan hasilnya mereka berhasil keluar dari zona degradasi. Musim ini PSMS Medan, Deltras Sidoarjo, dan PSAP sigli harus terdegradasi ke Divisi Utama sedangkan Gresik United harus melakoni babak play off.
Akhir sekali do’a dan harapan selalu terucap untuk sepakbola Indonesia agar olahraga yang paling digemari masyarakat ini dapat menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Musim depan semoga kompetisi tidak semrawut lagi, gaji pemain tidak ada yang tertunggak, tidak ada korban supporter lagi, dan kompetisi berjalan dengan lebih ketat dan lebih menarik tentunya dengan tetap menjunjung tinggi semangat sportivitas. Untuk Timnas Merah Putih selamat berjuang di Piala AFF 2012, tunjukkan yang terbaik dan raihlah Piala itu. Untukmu, Untuk kami, dan Untuk sejarah baru sepakbola Indonesia.
Selesaii…
Rista Fitria Anggraini

Sabtu, 07 Juli 2012

SMANESA Road to BALI!

ditulis tanggal 7 Juli 2012

Sudah lama sekali rasanya saya tidak menulis di blog kesayangan ini. Terakhir kali saya posting adalah ketika ulang tahun Bambang Pamungkas 10 Juni kemarin. Saat ini saya tengah mengalami situasi yang tak menentu alias bimbang. Apalagi masalahnya kalau bukan tentang jurusan kuliah yang akan saya ambil nanti, mengingat hari Senin lusa adalah hari pertama saya sebagai siswa kelas XII dan saya belum bisa memutuskan apapun.

Memilih jurusan Ilmu Komunikasi adalah yang terlintas di benak saya saat ini. Entahlah, ini cuma keinginan sesaat atau memang passion disitu. Alasan saya sangatlah sepele. Saya ingin menjadi jurnalis sepakbola, atau setidaknya ingin menjadi bagian dalam olahraga ini. Saya memang sangat menggemari olahraga terkenal di dunia ini dan rasanya hanya menjadi penonton tidaklah cukup bagi saya. Saya ingin berbuat lebih, dan mungkin menjadi jurnalis adalah salah satu jalan.

Tapi, seperti kebanyakan anak muda, masalah klise seperti tidak mendapat izin orang tua ternyata juga melanda saya. Banyak alasan yang keluar, yang memang cukup masuk akal, seperti tidak cocok, banyak saingan, bisa dipecat kapanpun, dan masih banyak lagi. Intinya itu bukan pekerjaan yang orang Jawa menyebutnya "maton" alias aman. Yang orang tua saya inginkan anaknya bisa jadi pegawai negeri, kalau ga Guru seperti profesi orang tua saya saat ini, ya Bidan (kesehatan) atau Polwan .(Yang terakhir memikirkannya pun saya tidak pernah)...

3 paragraf pembuka diatas hanya intermezzo saja, tidak ada kaitannya dengan isi yang sebenarnya dari postingan kali ini. Entahlah jurusan apa yang saya pilih nanti, toh masih ada kurang lebih 9 bulan lagi waktu untuk mengambil keputusan dan semoga dalam 9 bulan ini saya bisa mengambil keputusan yang tepat. Amiinn. Nah, seperti judul yang tertulis diatas pada tulisan ini saya ingin menceritakan pengalaman kami siswa-siswi kelas XI SMAN 1 Trenggalek berkunjung ke Pulau Dewata Bali. ^_^ 

Siapa sih yang gak tahu Pulau Bali? Jawaban yang sama pasti juga akan diberikan pada pertanyaan"Siapa sih yang ga ingin berkunjung ke Pulau Seribu Pura ini??" Hampir Ga Ada. Ya, saya yakin hampir semua orang di Indonesia atau mungkin di dunia ini menginginkan pergi ke Pulau Dewata Bali. Pesonanya yang sudah tersohor ke seluruh dunia jelas memberikan rasa penasaran yang tinggi bagi mereka yang belum berkunjung ke Pulau ini. Dan Alhamdulillah, di umur kami yang masih muda kami diberi kesempatan menikmati keindahan alam Bali. Karena bukan tidak mungkin, ada orang yang sampai usia senja belum bisa menapakkan kaki ke Pulau Dewata padahal mereka sangat menginginkannya.

Sudah menjadi tradisi di sekolah kami memang, kalau setiap akhir semester siswa-siswi kelas XI akan "study tour" istilahnya ke Pulau Bali. Saat-saat itu tentu menjadi saat-saat yang paling ditunggu-tunggu oleh para siswa. Bahkan sejak sebulan sebelum hari keberangkatan, kami sudah gencar membicarakan tentang rencana study tour ke Pulau Persembahan ini setiap harinya. Bahkan saat ujian akhir semester pun kata "Bali" tidak bisa hilang dari pikiran. Yang ada malah ingin segera cepat-cepat menyelesaikan ujian ini dan segera berangkat ke Bali.

Dan pada akhirnya hari itu pun tiba. Minggu, 24 Juni 2012 kami berangkat ke Bali. Kami berkumpul di sekolah pada pukul 09.00 WIB . Saya berada di bus 3 dari 4 bus yang diberangkatkan bersama dengan teman-teman saya satu kelas dan dari beberapa kelas lain. Setelah menunggu kurang lebih satu jam bus kami pun mulai bergerak meninggalkan halaman sekolah tercinta. Kami sangat menikmati perjalanan kami, sepanjang jalan tak henti-hentinya kami becanda dan bernyanyi bersama. Tak lupa kami menghabiskan semua snack baik milik sendiri maupun milik teman. hehe,

Hari sudah petang ketika kami tiba di kota Banyuwangi, kota terakhir di Pulau Jawa yang kami lewati sebelum menyeberang ke Pulau Dewata. Di sana kami sempat melihat Pembangkit Listrik Paithon yang sangat indah pada malam hari. Beberapa saat kemudian kami tiba di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Di sana kami menunggu waktu naik kapal yang tidak sebentar. Kurang lebih 3 jam kami menunggu sebelum akhirnya kami keluar dari bus dan menuju ke kapal. Ada yang menarik saat kami akan naik ke kapal yaitu dua bocah yang berendam di tepi laut dan meneriaki kami untuk melemparkan uang recehan pada mereka, dan setelah dilempari mereka akan menyelam mengambil uang yang akan tenggelam itu.

Pertama yang saya fikirkan melihat dua bocah itu "Apa mereka tidak dingin?". Saya aja yang di darat dengan memakai jaket yang cukup tebal masih menggigil kedinginan, mereka berendaamm... udah gitu bisanya cuma terima uang receh pulak, ckckck... tapi salut lah sama semangatnya, ga banyak anak yang bisa melakukan itu.

Saya dan beberapa teman memilih tidak duduk di dalam kapal tetapi naik ke lantai paling atas (apa ya namanya?). Di sana kami dapat menikmati keindahan malam di atas kapal dengan lebih leluasa. Meski dingin dan kepala pening tapi kami sangat menikmatinya.

Tempat wisata yang kami kunjungi pertama kali adalah Tanah Lot. Setelah dari Tanah Lot kami melanjutkan perjalanan ke Bedugul dan Jogger sebelum akhirnya menuju hotel untuk beristirahat.

Malam pertama, saya menginap di rumah budhe saya yang memang tinggal di Bali. Di hari kedua kami mengunjungi Pantai Kuta, Kresna, Dreamland,  GWK dan Nusa Benua. Dan di hari ketiga sekaligus hari terakhir, kami mengunjungi  Istana Negara Tampaksiring dan Pasar Seni Sukowati.

Istana Tampaksiring sangat jauh dari yang saya bayangkan sebelumnya. Awalnya saya kira itu adalah sebuah museum pahlawan, tapi ternyata sebuah tempat persinggahan yang sangat indah, sejuk, bersih, dan nyaman. Oya, masuk ke sana tidak mudah lhoo.. banyak aturannya, antara lain pakai baju resmi (kalau pelajar ya seragam), tidak boleh bawa tas dan pakai kacamata hitam, juga dilarang mem-video, tapi boleh mengambil gambar. Setelah mengunjungi Istana Tampaksiring, saya jadi berfikir kalau pejabat negara yang melakukan korupsi atau tidak mempedulikan rakyatnya itu KEBANGETAN, gimana enggak, tempat singgah yang ga tentu setahun sekali didatengi aja bagusnya minta ampun, dan mereka dapat itu juga berkat rakyatnya. Gitu tetep serakah!

Setelah bertawar-menawar ria di Pasar Sukowati yang bagi saya sendiri berakhir Sukses,  meski harus dibentak dan diomeli penjual, kami akhirnya harus kembali ke Tanah Jawa. Perjalanan pulang sendiri juga berlangsung seru, tapi kali ini sebagian besar waktu di perjalanan kami habiskan untuk ngebo alias tidur pulas karena selama di Bali kami cuma punya waktu istirahat yang tidak lama jadi kami sangat capek sekali. Waktu di kapalpun saya memilih duduk di dalam kapal karena mata ini sudah berat dan tida ada semangat untuk naik ke atas seperti ketika berangkat. 

28 Juni 2012 pukul 11 siang kami tiba dengan selamat di halaman sekolah kami. Meski sampai sehari setelah pulang dari Bali kepala ini masih berputar-putar efek naik kapal, tapi 3 hari di Bali sangat berkesan bagi saya pribadi dan tentunya teman-teman yang lain. Good bye Pulau Dewata, sampai ketemu lagi suatu hari nanti, hehehe ^_~

Mungkin seiring berjalannya waktu kami akan lupa akan detail dari tempat-tempat wisata yang kami kunjungi selama di Bali, tapi satu hal yang saya dan mungkin sebagian dari penghuni bus 3 tak bisa lupakan adalah Tour Guide kami. Bli kami. Pemandu Wisata yang mendampingi kami, hehehe.. Kenapa begitu??

Bli (dalam bahasa jawa "mas") kami namanya I Kadek Mulyarsa. Usianya masih sangat muda, 19 tahun. Awalnya kami ga percaya, bukan karena dia kelihatan tua tapi karena usia 19 tahun sudah menjadi pemandu wisata. Meski muda ia tidak sembarangan dan asal-asalan dalam menjelaskan segala sesuatu tentang Pulau Bali ini. Ia menjelaskan dengan pelan-pelan dan sangat jelas, sehingga kami memahami setiap kalimat yang diucapkannya. Saya juga berhasil tidak tidur selama dalam bus selama di Bali. Padahal sebelumnya saya selalu tidak bisa tidak tidur kalau di dalam kendaraan. Selain itu sikapnya yang kalem dan cenderung malu-malu sangat lucu. Kami tidak habis-habisnya menggodanya, bahkan dengan terang-terangan meminta akun twitter dan Facebooknya. Ia pun salting, mungkin pertama kalinya menghadapi pengunjung yang begitu "gila" seperti kami. Setelah waktu memandu habis, sambil menunggu bus kami tiba di hotel ia duduk berseberangan dengan saya dan Sintya teman saya untuk beristirahat. Di sana kami banyak bertanya-tanya, tidak menggoda lagi. Ternyata pekerjaan jadi pemandu wisata ini ia lakukan di saat libur kuliah atau saat ada panggilan. Ketika saya bertanya "Berarti ini pekerjaan sampingan ya bli?" Ia menjawab :" Ini pekerjaan depanan.", artinya ia ingin menjadikan pekerjaan sebagai pemandu wisata ini sebagai pekerjaan masa depannya nanti. Setelah semua pertanyaan ia jawab, ia pun tertidur di tempat duduknya dan terlihat sangat lelah. Semangat Jiwa Muda, Patut dibuat Contoh!!

Paragraf terakhir adalah paragraf special yang sengaja saya ceritakan sendiri, hehehe. Sebenarnya banyak hal yang ingin saya ceritakan melalui tulisan ini, tapi kalau kebanyakan nantinya malah malas membacanya. Semoga tulisan ini dapat menjadi pengingat ketika saya lupa atau ingin mengenang saat kami siswa kelas XI SMAN 1 Trenggalek study tour ke Pulau Dewata Bali.

Selesai..
Rista Fitria Anggraini