Pages

Sabtu, 10 Desember 2011

Jangan Pernah Ragu, Temaan..

Ketika saya menulis tulisan ini, saya baru saja pulang dari berlatih renang di kolam renang Tirta Jwalita Trenggalek. Saya bukanlah orang yang hobi berenang, jadi kalau saya tiba-tiba renang pasti ada penyebabnya. Penyebabnya yaitu saya harus menghadapi test renang pada hari Rabu nanti, sedang saya sendiri belum bisa renang. Dalam test nanti kita harus berenang dengan jarak kurang lebih 5 meter, sedangkan kita dinyatakan tidak remidi (mengulang) kalau bisa menempuh minimal setengah dari jarak tersebut. Maka mau tak mau dengan tekad menghindari remidi (karena saya paling malas kalau remidi) saya harus berlatih sebelum test.

Hari Sabtu kemarin, saya dan Andini (teman sekelas saya) sudah sepakat akan pergi bersama. Saya sangat senang waktu itu karena setidaknya ada teman yang bisa mengajari. Kami sepakat berangkat sangat pagi yaitu jam 5.30 untuk menghindari keramaian pengunjung menjelang siang. Kami juga sepakat akan datang sendiri-sendiri dan bertemu di Jwalita.
Namun, kenyataan tak seperti yang diharapkan. Pagi tadi saya bangun kesiangan karena malamnya saya tidur larut malam. Tadi malam saya melihat "drama" yang sangat seru di RS Bersalin HST (apa dramanya?? Rahasiaa...). Setelah melihat drama itupun saya menunggu melihat Reality Show Misteri yaitu Indigo yang mulainya pukul setengah 12 malam. Namun, sayang sekali setelah ditunggu tunggu sampai saya tertidur, Indigo tidak tayang dan saya terpaksa pergi ke tempat tidur dengan perasaan kecewa. Ketika saya melihat jam yang ada di Handphone saya, saya terkejut melihat angka sudah menunjukkan angka 06.17. Saat itu di Hp saya juga ada sms dari Andini yang menanyakan apakah saya jadi berenang atau tidak.
Saat itu, ragu mulai menyelimuti diri saya, apakah saya jadi berenang atau tidak. Kalimat dalam sms Andini tadi menurut saya menyatakan kalau dia tidak jadi renang. Saya keluar kamar dan melihat langit sangat mendung seperti akan hujan lebat. Saya bingung, dalam hati saya ingin berenang, tapi dengan siapa saya nanti disana, apalagi sepertinya akan hujan deras.
Belum membuat keputusan akan berenang atau tidak, saya memilih untuk mencuci baju dan membeli makan. Selesai makan, ternyata langit sudah mulai cerah dan seharusnya tidak ada alasan lagi bagi saya untuk tidak berenang. Namun, kenyataan kalau saya harus berangkat sendiri dan belajar berenang sendiri membuat saya agak sedikit bimbang. Saya mencoba meng-sms teman saya yang lain barangkali ada yang mau diajak berenang, namun usaha saya sia-sia. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi dan saya belum memutuskan.
Akhirnya dengan segenap tekad dan keyakinan yang sebenarnya tak kuat, saya memutuskan untuk pergi berenang sendiri. Waktu itu saya berfikir, renang ini yang butuh saya bukan teman-teman saya.
Saya berangkat dengan perasaan galau, memikirkan apa yang akan saya lakukan disana. Bagaimana nanti kalau saya mbambong karena anak-anak yang lain pasti dengan teman-temannya yang bisa diajak bicara dan bercanda, sedangkan saya??? Tapi meskipun begitu, akhirnya sampai juga motor saya di depan Kolam Renang Tirta Jwalita.
Saya tidak menyangkan ternyata sampai disana Andini sudah berenang kesana kemari. Ketika saya tanya ternyata ia sudah berenang sejak pukul 5.30 sama seperti katanya kemarin. Ternyata prediksi saya waktu dia sms tadi keliru. Saya sedikit menyesal karena tidak segera pergi ke sini tadi pagi, tapi juga lega karena keputusan saya datang ke sini adalah keputusan yang sangat tepat.
Tentu saja Andini dan teman-temannya tidak bisa berenang lama dengan saya, karena mereka sudah datang 2.5 jam yang lalu. Saya pun terpaksa harus merelakan mereka pulang terlebih dahulu dan terpaksa berlatih sendiri. Namun meskipun begitu, saya tidak galau seperti tadi. Saya santai-santai aja berlatih renang sendiri. Saya mondar mandir kesana kemari dengan susah payah. Minimal untuk hari ini saya harus bisa sampai tengah, itu tekad saya.
Namun, sudah hampir 2 jam saya berlatih, mondar-mandir kesana kemari saya tidak juga bisa sampai ke tengah. Dalam jarak 5 meter saya selalu berhenti 2 kali. Mata saya mulai perih, kabut kaporit mulai menyelimuti dan pengunjung mulai ramai (terutama anak-anak). Akhirnya setelah beberapa kali mencoba saya bisa sampai ke tengah, namun dari tengah ke ujung masih belum bisa. Meski begitu saya cukup senang. Saya mencoba lagi, dan masih belum berhasil. Saat saya memperhatikan sekeliling saya baru sadar kalau yang ada dalam kolam renang saat itu hanya tinggal anak-anak (pengunjung yang seusia saya telah pulang semua). Akhirnya saya memutuskan untuk pulang.
Kesimpulan yang ingin saya tulis disini, bukan bagaimana saya berenang tapi bagaimana saya datang ke kolam renang. Mungkin bagi teman-teman pengalaman saya tadi tidak menarik tapi bagi saya pengalaman tadi luar biasa. Saya bukanlah pribadi yang percaya diri dan cuek, saya cenderung minder dan kebanyakan mikir kalau mau bertindak. Sering hal-hal yang sudah saya rencanakan lenyap begitu saja karena keraguan -keraguan saya.
Jadi, jangan pernah ragu temaan, keberhasilan kita ada di tangan kita sendiri, kalau kita ingin bisa kita harus berusaha sendiri, tidak boleh mengharap bantuan orang lain. Kepuasan dan ketertarikan kita akan suatu hal mungkin berbeda dengan teman kita sehingga mungkin saja teman kita tidak selalu bisa membantu kita. Jadi kita harus mengusahakan kebahagiaan kita sendiri.
Saya tidak bermaksud menggurui siapapun, saya menulis ini lebih daripada diri saya sendiri karena walaupun saya bisa dengan mudah menulis kalimat diatas pada kenyataannya saya selalu kesulitan menerapkannya.
Senang...senanng...senang... hari ini senang dan puas. Ga papa belum bisa, yang penting saya sudah datang ke kolam renang dan berlatih berenang dengan serius. Bukankah itu sudah luar biasa?? :D
Semoga setelah yang saya alami ini, saya semakin yakin dan percaya diri dalam melakukan apapun, saya tidak takut untuk berlatih dan mencoba sendiri.
Hidup adalah belajar, belajar menjadi orang yang lebih baik dan berguna. Setelah menulis ini, rencananya saya akan tidur lalu bersiap-siap melihat sepakbola di lapangan Menak Sopal Trenggalek untuk pertama kalinya. Ahhh, tidak sabar rasanyaa, dan kalian tahu?? Saya harus menyempurnakan hari ini dengan membuat rencana tersebut terjadi...
Go Go Fight Mbakdozz...... :D

Selesai..
Rista Fitria Anggraini

Sabtu, 03 Desember 2011

Ga terasa udah Ulangan Semester lagi..

Rasanya baru bulan lalu saat saya baru membaca soal no 9 dari 25 soal pilihan ganda+ 5 soal isian ketika bel 45 menit pertama berbunyi. Saat itu adalah hari pertama Ulangan Akhir Semester II saat saya duduk di kelas X. Materi yang diajarkan adalah Matematika. Hari pertama, pelajaran pertama dan saya sudah frustasi. Baru sampai soal no 9 (itupun bolong-bolong) dari 30 soal yang diujikan bukanlah hal yang bagus. Keringat bercucuran, otak mulai blank alias ga mau diajak mikir, menghitung sering salah dan ga ada yang bisa dicontekin menjadi pelengkap penderitaan saya waktu itu. Akhirnya saat bel kedua berbunyi saya harus pasrah dan merelakan 5 angka pilihan ganda saya isi tanpa melihat soal, dan 3 soal isian tak terjamah sedikitpun. Ini adalah cedera saat kick off, atau Knock Out di Ronde pertama.

Dan saat-saat sulit, menegangkan, dan membuat sakit kepala ini akan dimulai kembali. Besok kami akan berjuang kembali mengerjakan satu demi satu soal , belajar siang dan malam (kalau perlu bangun dini hari), sms sana sini mencari bocoran, sibuk membuat repekan, dan kebiasaan-kebiasaan lain yang selalu kami lakukan saat musim ujian seperti ini. Kalau bisa milih, pasti kami tidak akan memilih diadakan Ulangan Semester (sekalian tidak ada ulangan harian, dan UTS), tapi kami tidak diberi kesempatan untuk memilih. Kami tidak bisa menghindar, atau memutar waktu. Saat ini hanya ada 2 pilihan yang diberikan kepada kami : nilai bagus, atau jeblok!

Teman-teman mari kita belajar secara maksimal dan berusaha secara maksimal. Tentang bagaimana nilai kita nanti, itu bukan urusan kita, itu urusan Allah SWT. Yang terpenting, apapun hasilnya nanti pastikan itu adalah kemampuan maksimal kita sehingga tidak ada penyesalan yang berlebihaann...

Selamat datang Ujian Semester I,
Mari pusing bersama-sama, Mari stress bersama-sama, dan Mari menggalau bersama-sama! hahahaha :D

Selesai..
Rista Fitria Anggraini

Selasa, 18 Oktober 2011

Ga Usah Mikirin Nilai

Hari ini rasanya saya sangat ingin menulis blog lagi setelah terakhir menulis blog awal bulan lalu. Sejak tadi di sekolah saya ingin cepat-cepat pulang dan segera menulis blog ini. Karena pulsa modem saya lenyap,maka saya terpaksa meminjam modem plus notebook mbak kost saya. :D

Saat ini mungkin adalah saat yang paling tidak diinginkan oleh para pelajar SMA seperti kami. Ya, 2 minggu kedepan kami akan menjalani Ujian Tengah Semester (UTS) yang tentunya sangat penting untuk nilai raport kami akhir semester nanti.

Sebagian dari kami sangat serius menghadapi UTS kali ini,namun banyak juga yang santai (ga mikir). Ini wajar karena ambisi dan pikiran setiap orang dari kami berbeda-beda. Ada yang berambisi meraih hasil tertinggi ada yang tak peduli.

UTS pada jenjang Sekolah Menengah Atas tingkat kesulitannya pasti lebih tinggi daripada SMP atau SD. Soal tidak gampang ditaklukkan, nilai tinggi tidak mudah diraih, harus dengan belajar yang giat dan tak lupa "relasi" yang harus luas. :p

Soal dan nilai yang sangat sulit kami dapatkan membuat sebagaian dari kami frustasi atau down ketika nilai mereka turun. Terlebih ini terjadi kepada mereka yang terbiasa dengan nilai baik dan berambisi meraih nilai tertinggi.Mereka benci dengan diri mereka sendiri dan kecewa dengan hasil yang mereka peroleh.

Saya sendiri bukan merupakan siswa terpandai di kelas. Saya hanya biasa-biasa saja, tidak pandai tidak juga "blas". Namun selama ini saya memiliki suatu kebiasaan yang membuat saya lumayan santai dalam menghadapi setiap ujian dan siap dengan segala kemungkinan nilai yang akan saya peroleh. Sejujurnya tidak setiap kesempatan kebiasaan saya ini dapat saya terapkan. Ada dalam suatu ketika saya juga merasa down seperti yang lain namun itu tak berlangsung lama dan selebihnya saya merasa santai dan tidak ada rasa frustasi yang berlebihan atas apapun nilai yang saya peroleh.

Mau tahu kebiasaan saya?? Kebiasaan saya itu adalah : Saya memaksa diri saya untuk tidak melihat hasil. Saya berusaha tidak memikirkan nilai yang akan saya peroleh nanti setelah ujian.Yang saya pikirkan hanya bagaimana saya belajar sebaik mungkin malamnya (yang seringnya malah ngrumpi), memastikan saya datang ke sekolah (tidak bolos), mencari bocoran sebanyak-banyaknya, berusaha mengerjakan soal sebaik-baiknya, dan kumpulkan. Selesai!! Hanya itu. Setelah jawaban dikumpulkan saya berusaha tidak terlalu membahasnya lagi, entah soal itu mudah atau sulit. Mungkin hanya beberapa soal yang membuat saya penasaran saja yang saya bahas dengan teman-teman selebihnya saya memilih untuk tidak memikirkan ujian yang telah selesai itu dan membahas topik lain.

Intinya ga usah terlalu mikirin nilai kita. Kita kan masih sekolah? Kita masih belajar? Sulit mudah dalam sebuah ujian itu akan selalu datang silih berganti.. enjoy it! Remidi ya Remidi... lakuin aja, bukankah nanti kita kalau sudah jadi ibu-ibu atau bapak-bapak ga merasakan Remidi lagi??:D

Jadi bagi teman-teman yang nilainya turun atau sering remidi, ganbate ne! kita yang jarang remidi blum tentu pandai kok, kadang setelah ujian selesai juga ilang tu materi.. makanya kita sama-sama sekolah.. :D

Selesaii..
Rista Fitria Anggraini :)

Selasa, 04 Oktober 2011

Football (Analytical Exposition)



           I think, football is the most popular sport worldwide. Football become the most preferred game in almost all countries, including Indonesia. In our country, the public interest in football is very great, probably one of the greatest in the world.
           Football become the most popular sport for several reasons:
           Firstly, football is a sport that affordable all walks of life. Only by having a plastic ball we can play football. Furthermore we can play football anywhere. Therefore many people play this game.
          Secondly, football is an exciting game and unpredictable. There are technical and nontechnical factors that influence a team's victory or defeat. Football keeps everyone together and equal.
           With these reasons, it is reasonable if football become a beloved sport by almost all people around the world.

Senin, 03 Oktober 2011

Hanya Untuk Timnas Garuda


Ditulis tanggal : 3 September 2011
Hari ini tepat satu hari setelah kekalahan Timnas MerahPutih dalam laga perdana kualifikasi Piala Dunia 2014 putaran ke 3 melawan Iran. Ya, tadi malam kita baru saja dibantai tiga gol tanpa balas oleh tim yang memang telah 3 kali masuk Piala Dunia tersebut.
Hasil ini sebenarnya sangat wajar. Selain telah 3 kali masuk Piala Dunia Iran saat ini adalah pemegang peringkat 4 terbaik Asia dan sudah menjuarai Piala Asia sebanyak 3 kali. Sedangkan Indonesia hanya duduk di peringkat 20 Asia dan belum pernah menjuarai Piala Asia. Meski dalam beberapa tahun terakhir ini prestasi Iran menurun, namun tetap saja mereka satu tingkat diatas kita.  Jadi tidak mengejutkan kalau kita kalah tadi malam.
Namun, terlepas dari fakta diatas, kekalahan Timnas selalu menjadi sesuatu yang tidak mengenakkan bagi saya dan juga mungkin sebagian supporter Indonesia. Kekalahan memang selalu mengecewakan bagaimanapun alasannya, meskipun kita berusaha menghibur diri dengan berbagai alasan dan elakan sejatinya hati kita tidak bisa berbohong kalau sebenarnya alasan-alasan dan elakan-elakan yang kita kemukakan tidak mengobati kekecewaan kita sama sekali.
Dan kalau saya, kekecewaan saya pada setiap kekalahan Timnas adalah saya selalu merasa bahwa Timnas kita mampu bermain lebih baik dari apa yang mereka tunjukkan. Saya tidak pernah peduli dengan seberapa kuat lawan itu, karena sebenarnya kita bisa bermain jauh lebih baik dari ini.
Sebagai contoh pertandingan tadi malam. Dalam pertandingan tadi malam, pemain kita banyak melakukan kesalahan kesalahan mendasar yang seharusnya sudah tidak boleh lagi dilakukan oleh pemain yang bermain dalam skala ini. Kesalahan tersebut antara lain : passing yang sering salah, control bola yang buruk, kurangnya penguasaan bola, komunikasi antar pemain yang kurang baik, dan shooting yang tidak akurat serta kesalahan-kesalahan mendasar yang lain. Jadi, apa kesalahan-kesalahan itu terjadi karena Iran? Tentu saja TIDAK, itu murni kesalahan pemain-pemain kita.Jika teknik dasar itu mampu kita lakukan dengan sebaik-baiknya, mungkin kita bisa bermain lebih baik dari tadi malam. 
Namun, semua telah terjadi. Skor, kemenangan, dan kekalahan bukan urusan kita, itu urusan Tuhan. Yang bisa kita lakukan hanyalah koreksi diri dan berusaha tampil lebih baik lagi pada pertandingan selanjutnya.
Namun terlepas dari hasil diatas, terlepas dari kekalahan dan kemenangan yang silih berganti menghinggapi Skuad Garuda, terlepas dari kekurangan-kekurangan dalam kubu Merah Putih, kecintaan dan totalitas saya kepada Tim Merah Putih tidak akan pernah berkurang sedikitpun. Seburuk apapun Tim Nasional kita, saya dapat pastikan kalau saya tetap akan menjadi pendukung setianya. Saya tidak terlalu peduli dengan pengurus PSSI atau orang manapun yang berusaha mengambil keuntungan pribadi dari tim ini dan sepakbola kita, saya tidak terlalu peduli dengan kasus suap, korupsi, mafia wasit, dll yang terus menerus terjadi dalam PSSI karena saya tidak terlalu paham dengan masalah itu. Yang saya ketahui hanyalah sepakbola itu sendiri. Artinya saya lebih suka mengamati dan membahas sepakbola sebagai sebuah pertandingan atau permainan, bukan factor-faktor “dibelakang layar” atau “kasat mata”, karena banyak orang-orang yang lebih pandai membahas itu daripada saya.
Keinginan terbesar saya sampai saat ini adalah : saya ingin berguna untuk Timnas, saya hanya ingin melakukan apapun agar Timnas saya ini dapat memberikan prestasi dan kebanggaan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Karena, kalau kita hanya mengomentari, mencaci maki pemain tanpa melakukan apapun untuk Timnas, sepedas apapun kita mengomentari dan mencaci maki pemain, Timnas kita tetap tidak akan kemana-mana.
Semua dukungan, semangat, loyalitas, do’a, dan kebanggaan hanya untuk Timnas Garuda!!
Selesai….
Rista Fitria Anggraini
 

First Post

Saya membuat blog ini hanya iseng saja. Saya bukan penulis atau hobi nulis. Bisa dibilang minat saya pada nulis itu mood-mood an. kadang pengen nulis, kadang ga pengen sama sekali. Karena itu, saya membuat blog ini tujuannya supaya saya lebih rajin dalam tulis menulis.

I Dream, I Fight, I Win. Kalimat ini tidak saya tujukan kepada siapapun artinya saya sama sekali tidak berniat memberikan quote atau petuah untuk pembaca, namun lebih kepada tekad dan niat diri saya sendiri. Ini merupakan quote dari saya dan untuk saya sendiri, karena meski tahu betul arti kalimat ini, sejujurnya saya belum menerapkannya sama sekali. Ya, sama sekali, setidaknya sampai saat menulis kalimat ini.

Blog ini nantinya akan banyak berisi tentang curahan hati, pengalaman, pandangan, dan pendapat saya tentang hal-hal yang terjadi pada diri saya dan sekitar saya. Jika ada yang nyasar dan ga sengaja masuk ke blog ini, semoga tulisan-tulisan saya nanti bermanfaat buat yang baca. Seandainya ga ada yang nyasar, setidaknya tulisan ini akan bermanfaat untuk saya sendiri.

Mengenai alamat blog : www.ristabola.blogspot.com , nama Ristabola bukan tanpa arti. Ristabola artinya : Rista yang sangat Cinta dan Gila dengan Sepakbola. Bagaimana kegilaan saya akan kalian temukan di tulisan-tulisan saya yang akan datang..

Semoga blog ini langgeng dan saya tidak kebanyakan pertimbangan untuk memposting banyak tulisan,
Terimakasih dan salam kenaal..