Pages

Senin, 03 Oktober 2011

Hanya Untuk Timnas Garuda


Ditulis tanggal : 3 September 2011
Hari ini tepat satu hari setelah kekalahan Timnas MerahPutih dalam laga perdana kualifikasi Piala Dunia 2014 putaran ke 3 melawan Iran. Ya, tadi malam kita baru saja dibantai tiga gol tanpa balas oleh tim yang memang telah 3 kali masuk Piala Dunia tersebut.
Hasil ini sebenarnya sangat wajar. Selain telah 3 kali masuk Piala Dunia Iran saat ini adalah pemegang peringkat 4 terbaik Asia dan sudah menjuarai Piala Asia sebanyak 3 kali. Sedangkan Indonesia hanya duduk di peringkat 20 Asia dan belum pernah menjuarai Piala Asia. Meski dalam beberapa tahun terakhir ini prestasi Iran menurun, namun tetap saja mereka satu tingkat diatas kita.  Jadi tidak mengejutkan kalau kita kalah tadi malam.
Namun, terlepas dari fakta diatas, kekalahan Timnas selalu menjadi sesuatu yang tidak mengenakkan bagi saya dan juga mungkin sebagian supporter Indonesia. Kekalahan memang selalu mengecewakan bagaimanapun alasannya, meskipun kita berusaha menghibur diri dengan berbagai alasan dan elakan sejatinya hati kita tidak bisa berbohong kalau sebenarnya alasan-alasan dan elakan-elakan yang kita kemukakan tidak mengobati kekecewaan kita sama sekali.
Dan kalau saya, kekecewaan saya pada setiap kekalahan Timnas adalah saya selalu merasa bahwa Timnas kita mampu bermain lebih baik dari apa yang mereka tunjukkan. Saya tidak pernah peduli dengan seberapa kuat lawan itu, karena sebenarnya kita bisa bermain jauh lebih baik dari ini.
Sebagai contoh pertandingan tadi malam. Dalam pertandingan tadi malam, pemain kita banyak melakukan kesalahan kesalahan mendasar yang seharusnya sudah tidak boleh lagi dilakukan oleh pemain yang bermain dalam skala ini. Kesalahan tersebut antara lain : passing yang sering salah, control bola yang buruk, kurangnya penguasaan bola, komunikasi antar pemain yang kurang baik, dan shooting yang tidak akurat serta kesalahan-kesalahan mendasar yang lain. Jadi, apa kesalahan-kesalahan itu terjadi karena Iran? Tentu saja TIDAK, itu murni kesalahan pemain-pemain kita.Jika teknik dasar itu mampu kita lakukan dengan sebaik-baiknya, mungkin kita bisa bermain lebih baik dari tadi malam. 
Namun, semua telah terjadi. Skor, kemenangan, dan kekalahan bukan urusan kita, itu urusan Tuhan. Yang bisa kita lakukan hanyalah koreksi diri dan berusaha tampil lebih baik lagi pada pertandingan selanjutnya.
Namun terlepas dari hasil diatas, terlepas dari kekalahan dan kemenangan yang silih berganti menghinggapi Skuad Garuda, terlepas dari kekurangan-kekurangan dalam kubu Merah Putih, kecintaan dan totalitas saya kepada Tim Merah Putih tidak akan pernah berkurang sedikitpun. Seburuk apapun Tim Nasional kita, saya dapat pastikan kalau saya tetap akan menjadi pendukung setianya. Saya tidak terlalu peduli dengan pengurus PSSI atau orang manapun yang berusaha mengambil keuntungan pribadi dari tim ini dan sepakbola kita, saya tidak terlalu peduli dengan kasus suap, korupsi, mafia wasit, dll yang terus menerus terjadi dalam PSSI karena saya tidak terlalu paham dengan masalah itu. Yang saya ketahui hanyalah sepakbola itu sendiri. Artinya saya lebih suka mengamati dan membahas sepakbola sebagai sebuah pertandingan atau permainan, bukan factor-faktor “dibelakang layar” atau “kasat mata”, karena banyak orang-orang yang lebih pandai membahas itu daripada saya.
Keinginan terbesar saya sampai saat ini adalah : saya ingin berguna untuk Timnas, saya hanya ingin melakukan apapun agar Timnas saya ini dapat memberikan prestasi dan kebanggaan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Karena, kalau kita hanya mengomentari, mencaci maki pemain tanpa melakukan apapun untuk Timnas, sepedas apapun kita mengomentari dan mencaci maki pemain, Timnas kita tetap tidak akan kemana-mana.
Semua dukungan, semangat, loyalitas, do’a, dan kebanggaan hanya untuk Timnas Garuda!!
Selesai….
Rista Fitria Anggraini
 

0 komentar:

Posting Komentar