Pages

Sabtu, 26 Mei 2012

Timnas U-17 Datang, Aku Senang!! (Part 2)

5.       Suasana Pertandingan

Stadion sudah mulai dipenuhi penonton ketika kami tiba. Kami benar-benar beruntung karena mendapatkan tempat duduk di dekat pintu keluar masuknya pemain. Saya memilih duduk di tempat paling tepi dekat dengan pagar, supaya lebih dekat dengan tempat pemain keluar masuk. Ketika pemain keluar untuk melakukan pemanasan, saya mengemban profesi baru, yaitu sebagai juru foto karena tempat saya yang strategis. Saya memotret pemain Timnas saat masuk dan keluar lapangan.




Beberapa saat kemudian, pertandingan dimulai. Sebelum pertandingan, kedua kesebelasan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Semua penonton berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia itu dengan penuh semangat. Saya menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia ini dengan sekeras-kerasnya.  Ini saja sudah sangat membanggakan, bagaimana ya rasanya kalau menyanyikan lagu Indonesia raya bersama ratusan ribu supporter di Stadion Utama Gelora Bung Karno?

Pertandingan pada babak pertama berlangsung cukup seru. Penguasaan bola lebih banyak dikuasai oleh Timnas U-17, beberapa peluang sempat membahayakan gawang Persiga. Sementara itu Persiga hanya sesekali mengandalkan serangan balik. Meski demikian, skema yang dilakukan Persiga terlihat efektif. Hasilnya pada pertengahan babak pertama Persiga berhasil mencuri gol lewat sepakan keras Muhammad Ridwan yang memanfaatkan kelengahan lini belakang Timnas U-17. Skor 1-0 bertahan hingga turun minum.


Pada babak kedua, permainan Timnas masih tetap mendominasi. Beberapa pergantian pemain dilakukan oleh kedua tim untuk menyempurnakan strategi. Namun, beberapa peluang emas yang dihasilkan Timnas gagal berbuah gol, sedangkan Persiga yang sesekali melancarkan serangan balik juga gagal menambah keunggulan. Akhirnya skor 1-0 bertahan hingga peluit panjang berbunyi.

Ini tentu hasil yang sangat mengejutkan. Timnas U-17 yang Januari lalu menjadi juara pada sebuah tournament di Hongkong dan beberapa hari sebelumnya berhasil menaklukkan Persebaya harus menyerah di tangan Persiga Trenggalek. Saya tidak tahu apakah ini karena over confident sehingga tidak menghasilkan permainan yang baik,  factor lapangan yang kurang bagus, atau factor lain. Sebenarnya Timnas menguasai lini tengah dan selalu berhasil membawa bola sampai ke titik pinalti Persiga. Namun, setelah sampai titik pinalti, para pemain seperti kehilangan koordinasi dan bingung bagaimana harus mengambil tindakan. Hal itulah yang membuat beberapa serangan timnas berhasil dipatahkan. Lebih dari itu koordinasi lini belakang Persiga juga sangat rapi dan tidak memberi celah sekalipun untuk pemain Timnas, sehingga membuat pemain Timnas kesulitan untuk menerobos pertahanan tim Persiga.


Memang, sepakbola adalah olahraga yang tidak bisa diprediksi. Banyak hal yang tak terduga terjadi, termasuk kekalahan Timnas atas Persiga kemarin. Tentunya hal itu menjadi PR untuk pelatih Timnas U-17 untuk membenahi permainan Tim Garuda Muda sehingga bisa tampil lebih baik pada uji coba berikutnya.

6.     Berburu Foto dan Tanda Tangan

Setelah pertandingan selesai, seluruh penonton menyerbu lapangan berburu foto dan tanda tangan pemain. Saya dan teman-teman juga tidak mau kalah. Saya yang membawa buku “Merah Putih di Old Trafford” berburu mencari pemain untuk memberikan tanda tangannya di buku saya. Akhirnya saya berhasil mendapatkan tanda tangan dari 8 pemain Timnas U-17. Aseeeekkk….hehehe,,


Pada sesi foto kemarin, pemain bernomor punggung 2 bernama Putu Gedhe menjadi pemain yang paling banyak dikerumuni cewe-cewe. Wajahnya yang manis menjadi daya tarik bagi kami. Oiya, kemarin saya sempat bercakap-cakap sambil meminta tanda tangan dengan pemain nomor punggung 8 Muhammad Hargianto menanyakan Hanif Sjahbandi. Begini kira-kira percakapan saya :

Saya               :”Mas kenal Hanif ya?”

Hargi              :”Iya, dulu teman.”

Saya               :”Dia ga masuk Timnas ya?”

Hargi              :”Enggak, usianya belum cukup, ia kan kelahiran 97.”

Saya               :”Terus sekarang ia main di Timnas apa?”

Hargi              :”Enggak, dia sekarang fokus ke SSB aja.”

Saya               :”Oh begitu, yasudah terimakasih mas.”

Hargi              :”Iya.”

Keesokan harinya baru kutahu kalau Muhammad Hargianto lahir pada tanggal 24 Juli 1996. Brondooongggggg!!!!!! Dan dengan pedenya saya memanggilnya MAS. What the hell???!! -_-“
PUTU GEDHE!!! >_<

Minta ttd dek Hargi..!^__^


Semuanya bersenang-senang, semuanya berbahagia. Kami dengan heboh dan penuh antusias berlari kesana kemari dan antri untuk mendapatkan foto atau tanda tangan pemain. Beberapa saat kemudian semua pemain Timnas sudah harus masuk ke bus mereka dan bergegas kembali ke hotel. Selain berfoto dengan pemain Timnas saya juga berfoto dengan Muhammad Ridwan, pencetak gol Persiga dan seorang pemain lain.

Hari menjelang petang ketika saya kembali dari Stadion. It’s the best day. Rasanya saya tidak ingin hari ini selesai. Rasanya saya ingin kembali memutar waktu ke saat pemain Timnas masuk ke dalam Stadion dan kembali ingin berfoto dan meminta tanda tangan lebih banyak pemain lagi. Namun, apa daya, waktu telah berlalu dan kesempatan telah berakhir. :(

7.       Demam Timnas

Euphoria teman-teman akan kedatangan Timnas tidak berhenti di stadion. Keesokan harinya Timnas semakin gencar dibicarakan di setiap sudut sekolah. Di kelas, di kantin, di kopsis, semua membicarakan Timnas dan pengalaman yang telah diperoleh kemarin. Kami mengerumuni teman-teman kami yang mengambil gambar kami dengan pemain Timnas kemarin. Kadang kami tertawa, kadang menjerit histeris, kadang mendengus kecewa karena fotonya kabur atau tidak jelas. Mulai dari profil picture Facebook, Twitter, hingga Wallpaper HP semua foto kami dengan pemain Garuda. Kereeeennn kaann…. Demam Timnas benar-benar melanda kami.


Benarkah semua ini sudah berakhir? Benarkah skuad Tim Nasional sudah meninggalkan Trenggalek? Rasanya saya tidak rela dengan semua ini. Saya ingin melihat Timnas lebih lama lagi, melihat mereka latihan, melihat mereka bertanding, dan kalau ada kesempatan berfoto dan minta tanda tangan mereka lagi. Saya berharap suatu hari nanti Timnas kembali datang ke Trenggalek dan memberikan hiburan dan kegembiraan lagi kepada kami.

Namun demikian, saya yakin dan percaya bahwa suatu hari nanti saya pasti bisa menonton pertandingan Timnas lagi. Bukan hanya Timnas Junior tapi juga Timnas Senior. Hal itu karena saya sangat mencintai Tim Nasional Indonesia dan siap Mendukung Timnas Garuda dalam bagaimanapun keadaannya, karena : “Gue Bukan Supporter Karbitan!!”


Terimakasih seluruh pemain dan official Tim Nasional U-17 telah berkunjung ke Trenggalek! Tetap lakukan yang terbaik untuk Merah-Putih!

Selesaaii…

Rista Fitria Anggraini


NB :  mungkin tulisan saya diatas terlihat sangat lebay, tapi memang itulah gambaran perasaan saya dan apa saja yang saya lakukan selama Timnas U-17 ada di sini. Saya hanya ingin ketika saya lupa akan peristiwa ini, dengan membaca tulisan diatas saya bisa kembali mengingatnya dengan jernih.



Posting Berikutnya : Timnas U-17 datang, saya senang (Part 3) berisi foto yang kami dapatkan sebelum pada saat dan setelah pertandingan. Pokoknya Garuda di Dadaku lah! ^_^

Timnas U-17 Datang, Aku Senang!!

(ditulis tanggal 18 Mei 2012)
          Menyambung tulisan saya sebelumnya yaitu “Menjelang Laga Timnas U-17 vs Persiga Trenggalek : Tidak Sabaarr” di bawah ini saya ingin berbagi kisah dan pengalaman saya selama 3 hari Tim Nasional U-17 berada di Trenggalek. Dengan tulisan ini, saya pikir ketika suatu saat nanti saya lupa atau ingin mengenang kembali pengalaman ini saya bisa membaca tulisan ini kapanpun saya mau. :D 
Oke, tanpa berpanjang lebar lagi, mari kita mulai. Cerita ditulis per segmen, supaya lebih mudah dan ga pusing membacanya.. hehehe 

1.Kedatangan Timnas di Trenggalek dan upaya memotret bus Timnas 
           Timnas U-17 Indonesia tiba di Trenggalek pada hari Minggu Sore (tanggal 13 Mei 2012). Namun, pada hari itu saya belum sempat melihat bus Tim Nasional yang kata teman kos saya sudah terparkir di depan Hotel Hayam Wuruk Trenggalek. Sebenarnya saya sempat lewat di depan Hotel Hayam Wuruk ketika saya baru kembali dari Panggul rumah saya, tapi karena kondisi hujan saya lupa untuk menengok kearah hotel dan melewatinya begitu saja. 
          Keesokan harinya di sekolah saya berniat ingin melihat bus itu untuk memastikan kalau itu adalah  benar-benar bus Timnas Indonesia. Saat itu kebetulan pasta gigi saya habis dan bolpoint saya hilang, jadi saya bisa lewat di depan Hotel Hayam Wuruk sekalian beli pasta gigi dan bolpoin di Indomaret sebelah selatan Hotel Hayam Wuruk. 
          Ketika saya lewat di depan Hotel Hayam Wuruk, ternyata sebuah bus yang cukup besar sudah terparkir rapi di sana. Saking besarnya, Bus bertulikan “INDONESIA” di bagian samping dan bercat merah, putih dan hitam itu bagian kemudinya hampir berada di jalan raya. Saya pun menurunkan kecepatan motor dan melihatnya dengan seksama. Saya senang sekali karena Timnas Indonesia benar-benar telah tiba di Trenggalek. 
          Sepulangnya dari membeli pasta gigi dan bolpoint muncul keinginan saya untuk mengambil gambar bus itu dan meng-upload di twitter saya, hehehe. Yah, itung-itung ngasih tahu pada followers kalau Timnas benar-benar ada di Trenggalek. Tapi saya bukanlah tipe orang yang pemberani atau bernyali tinggi. Saya lumayan pemalu, bagaimana caranya saya memotret bus Timnas ya? Apa kata orang yang ada di sekitar situ? Bisa-bisa malah diketawain.. 
          Akhirnya saya teringat kalau di depan hotel agak Utara ada lapak es dawet. Saya pun berencana berhenti disana, membeli es dawet sambil memotret bus Timnas, pasti ga ada yang memperhatikan. Dengan rencana itu akhirnya saya kembali. Tapi, rejeki emang ga kemana. Ternyata pas di depan bus Timnas ada warung makan. Karena warung ini kecil, saya tidak memperhatikan sebelumnya. Tanpa pikir panjang sayapun langsung memarkir motor di depan warung itu dan membeli makan di sana, kebetulan saya juga belum makan siang. Sambil menunggu si penjual membuatkan pesanan saya, saya pun sibuk menunggu jalanan sepi untuk memotret bus timnas. Saat itu jembatan yang ada tepat di sebelah selatan hotel Hayam Wuruk sedang diperbaiki, hal ini membuat kemacetan yang lumayan panjang. Akhirnya setelah keadaan lalu lintas sepi saya berhasil mengambil gambar bus Timnas dan menguploadnya di twitter. 
Asiiikkk…. :D dan ini hasil jepretan kamera HP 2 Megapixel saya..

2.Lihat Timnas Uji Lapangan 
          Kalau yang saya tahu, sebelum melakukan pertandingan sebuah tim akan melakukan uji lapangan untuk mengetahui kondisi lapangan yang akan menjadi tempat mereka melakoni pertandingan. Begitu juga dengan Timnas U-17. Pada hari Senin pagi, teman saya yang rumahnya dekat Stadion Menak Sopal (stadion yang menjadi tempat laga ini) melihat bus Timnas terparkir di depan Stadion. Pada sore harinya saya bertanya kepada admin @AsliTrenggalek apakah Timnas akan uji lapangan pada sore hari juga, namun ternyata admin @AsliTrenggalek tidak mengetahuinya. Saya yang sejak kemarin sudah berniat pergi ke Stadion pada sore hari segera meng-sms adik kost saya yang tadi pagi janjian ke stadion bersama-sama. Namun, adik kost saya tiba-tiba membatalkan niatnya dan tidak jadi ikut saya ke stadion. Saya pun mulai galau, dan mencari teman yang bisa saya ajak ke stadion. Ditengah pencarian teman itu, tiba-tiba teman kost saya pulang dari sekolah dengan menangis tersedu-sedu. Setelah saya tanyakan ternyata dia baru saja kena tilang polisi yang saat itu tengah melakukan razia SIM dan STNK. 
          Saya bertambah bingung. Kenyataan kalau saya belum punya SIM menjadi alasan berikutnya. Bisa gawat kan kalau motor saya disita dan harus melakukan sidang? Hanya ada satu jalan agar bisa ke stadion dengan menghindari pos polisi yaitu lewat jalan kecil yang berbelok-belok. Masalahnya, saya jarang lewat situ dan kemungkinan kesasar cukup besar. Namun,saya benar-benar ingin melihat latihan Timnas untuk yang pertama kalinya, dan ini kesempatan terakhir melihat latihan Timnas di Trenggalek. Dengan berfikir simple “masa di Galek aja kesasar?” saya pun akhirnya berangkat juga ke stadion. 
          Dengan mengikuti motor yang ada di depan saya, akhirnya saya sampai dengan selamat di stadion. Ternyata sesampainya di sana, Timnas baru saja selesai melakukan uji lapangan. Saya pun menunggu di depan gerbang masuk stadion. Tidak lama kemudian, satu per satu pemain Timnas keluar dari stadion. Saya hanya melihatnya di atas jok motor saya. Ingin rasanya meminta foto dengan mereka, namun bingung gimana ngomongnya. Apalagi ketika melihat cewe-cewe centil dengan histeris dan hebohnya mengerubungi pemain Timnas dan mengajaknya berfoto, saya jadi jengkel sendiri. 
          Sebenarnya, selain melihat pemain Timnas secara keseluruhan ada satu pemain yang ingin saya pastikan masuk ke Skuad ini apa tidak. Pemain itu adalah Hanif Sjahbandi. Hanif Sjahbandi adalah pemain sepakbola berusia 15 tahun yang pada tahun 2009 lalu berasil menjadi Finalis World Skill Final di Manchester United. Kisah tentang Hanif Sjahbandi ditulis dalam sebuah novel berjudul “Merah Putih di Old Trafford”. Saya membeli buku itu tahun lalu dan takjub melihat kisah Hanif Sjahbandi, tentang mimpi dan perjuangannya, serta tentang dukungan orang tuanya yang luar biasa. Saya fikir ada kemungkinan Hanif yang tahun ini berusia 15 tahun ikut dalam skuad ini. Namun, sampai semua pemain masuk ke dalam bus, saya tidak menemukan sosok Hanif dalam rombongan itu. 
          Meski demikian, saya tidak kecewa karena meski tidak menemukan Hanif, saya bisa melihat Garuda-Garuda Muda Indonesia yang akan menjadi penerus Skuad Senior dalam beberapa tahun lagi. Saya sangat berharap ketika masanya mereka memperkuat Timnas Senior, timnas dapat memperoleh banyak gelar. Setelah bus berjalan menuju hotel, saya pun pulang ke kost dan Alhamdulillah tidak kesasar meski jalan yang saya lalui ketika datang ke stadion berbeda dengan yang saya lalui ketika pulang.  

3.Persiapan Menyaksikan Pertandingan 
          Selasa pagi. Timnas U-17 sudah menjadi trending topic yang sering dibicarakan teman-teman saya di sekolah. Sekitar 16 orang teman saya satu kelas berencana menyaksikan pertandingan bersama-sama. Urusan tiket sudah diatur oleh teman saya yang paling handal Rizfa (@rizfaizaa). Pelajaran yang berlalu di sekolah terasa sangat lama. Saya sudah tidak sabar lagi menonton pertandingan itu. Akhirnya setelah bel pulang sekolah berbunyi, saya segera pulang ke kos dan mengganti baju seragam saya dengan kaos dan langsung menuju rumah Rizfa bersama teman saya Sintya (@sintyagly) untuk bergabung dengan teman-teman yang lain sekaligus memarkir motor.  

4.Menunggu pemain Timnas di depan hotel 
          Ketika saya dan Sintya lewat di depan Hotel Hayam Wuruk (Jalan ke stadion lewat hotel Hayam Wuruk) saya melihat pak sopir memanasi bus Timnas. Seketika saya langsung berkata pada Sintya 
Saya : “ Mak Sin (panggilan Sintya),sepertinya pemain Timnas mau keluar, buktinya supirnya udah manasi bus.” 
Sintya :”Masa mbakdoz (panggilan saya)?” 
Saya : “Mungkin ,ga ingin lihat keluarnya pemain?” 
Sintya :”ayo mbakdoz..” 
Saya :”Tapi gimana to? Apa ga malu??” 
Sintya :”enggak enggak mbakdoz… sapa tahu ada Hanif?” 
Saya : “Beneran ini?” 
Sintya : “Iya. Ayoo!” 
           Akhirnya saya dan Sintya berbalik arah dan menuju ke halaman hotel Hayam Wuruk untuk menunggu pemain Timnas keluar hotel. Suasana di depan Hotel saat itu lumayan sepi, tapi untungnya tidak ada yang memperhatikan kami. Cukup lama kami menunggu, namun pemain Timnas belum keluar-keluar juga. Akhirnya saya dan Sintya memberanikan diri untuk bertanya pada seorang security yang sedang nganggur di teras hotel. 
 Saya :”Pak, pemain Timnas belum keluar kan?” 
Security :”Belum dek, kamu tunggu aja di sana.”(sambil menunjuk tempat duduk di dekat pintu keluar masuk hotel). 
Saya :”Enggak pak, kami tunggu di sini saja. Masih lama ya pak?” 
Security :”Kurang tahu dek, mungkin sebentar lagi, itu busnya sudah dipanasi.”  
          Beberapa saat kemudian satu per satu pemain Timnas keluar hotel dan menuju bus. Saya dan Sintya melihat pemain yang masuk ke bus dengan antusias. Ekspresi mereka terlihat tenang sekali. Setelah semua pemain masuk, bus pun segera melaju menuju stadion, sedangkan kami mengikuti di belakangnya.

To be Continued.. :)

Senin, 14 Mei 2012

Menjelang Laga Timnas U-17 vs Persiga Trenggalek : TIDAK SABAARRR!!

(ditulis tanggal 13 Mei 2012)
“Mbakdoz (nama panggilan saya di sekolah)…. Persiga ape nglawan Timnas too? (Persiga mau melawan Timnas ya?). Tanya seorang teman pada hari Sabtu kemarin di sekolah. Waktu itu saya spontan menjawab : “ Gak mungkiin..”, karena waktu itu saya pikir , ngapain Timnas melawan Persiga? 

Saya tidak menyangka kalau ternyata kabar yang diterima teman saya itu bukan isapan jempol belaka. Tadi pagi, teman saya yang lain meng-sms saya kalau dia akan menonton Persiga vs Timnas U-17 hari Selasa nanti dan itu dibuktikan dengan terpampangnya banner di depan Stadion Menak Sopal Trenggalek tentang akan diadakannya pertandingan tersebut. 

Meski belum ada pernyataan resmi dari @skuadgaruda (Akun Resmi Tim Nasional Indonesia) , tapi rencana pertandingan ini bisa dianggap benar. Meski saya sampai saat ini masih bingung dan tidak mengerti mengapa Timnas U-17 yang 3 hari lalu berhasil mengalahkan Persebaya (via @skuadgaruda) , berencana melakukan uji coba melawan Persiga Trenggalek yang saat ini belum bisa beranjak dari Divisi 3 Liga Indonesia, tapi saya tidak bisa menutupi kegembiraan saya menyambut laga uji coba ini. 

Bagi sebagian daerah mungkin hal diatas adalah hal biasa, tapi jika hal itu terjadi di Trenggalek, maka akan menjadi hal yang luar biasa. Daerah yang selalu dianggap sepakbolanya mati itu akan dikunjungi Tim Nasional. Meski bukan Tim Nasional Senior, bukankah itu hal yang sangat membanggakan?
Jika ada yang bilang sepakbola di Trenggalek mati, itu bukanlah pernyataan yang tanpa alasan. Saya sudah hampir 5 tahun bersekolah di kota Trenggalek (rumah saya berada di pinggiran Trenggalek) dan baru beberapa bulan kemarin untuk pertama kalinya menyaksikan laga Persiga Trenggalek langsung di Stadion. Beberapa musim sebelumnya, Persiga tidak bisa melakoni laga di Trenggalek karena kondisi Stadion Kelutan (sebelum diubah nama menjadi Stadion Menak Sopal) dianggap tidak layak. Baru pada tahun 2009 kemarin Stadion ini diperbaiki. Hasilnya beberapa waktu lalu, Stadion Menak Sopal berhasil dipilih sebagai tuan rumah Piala Soeratin dan tuan rumah Divisi 3 Liga Indonesia. 

Pada kompetisi Divisi 3 kemarin, Persiga Trenggalek berhasil melakoni pertandingan dengan poin sempurna. Saat itu, saya hanya menonton pertandingan terakhir karena sebelumnya saya pulang kampung. Saya senang sekali bisa menonton partai Persiga kemarin. Antusiasme warga Trenggalek sudah sangat tinggi, bahkan sejak Piala Soeratin, yang merupakan pertandingan antar pelajar digelar. Galak Mania (Supporter Persiga) datang berbondong-bondong ke Stadion dan tidak henti-hentinya menyanyikan yel-yel untuk mendukung tim Persiga. Semua ini membuktikan bahwa sepakbola adalah olahraga yang paling digemari di Indonesia, termasuk di Trenggalek. 

Saya sudah tidak sabar melihat pertandingan nanti. Saya berharap pertandingan Selasa sore nanti akan menarik dan menjadi sejarah baru bagi persepakbolaan Trenggalek. Terlepas dari ini hanyalah Skuad Garuda Muda, tapi bukankah partai ini tidak boleh kita lewatkan begitu saja? 

Timnas U-17 baru saja menjuarai sebuah tournament di Hongkong pada Januari lalu (via @skuadgaruda) , hal ini membuktikan bahwa sebenarnya kita tidak pernah kehilangan pemain muda berbakat di Negeri ini. Hanya saja seperti kata @bepe20 permasalahan utamanya adalah kita selalu gagal menjaga kemampuan Garuda Muda ini sampai level senior, artinya ketika tiba saatnya membela Tim Nasional Senior, kemampuan mereka sudah jauh menurun. Hal ini yang menyebabkan sampai saat ini kita masih puasa gelar. 

Ini adalah kesempatan langka untuk Persiga Trenggalek bisa menjajal kemampuan Skuad Muda Indonesia dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. AYOO PERSIGA!! Beri Kemampuan Terbaikmu! Jangan mau kalah dengan Garuda Muda! Buktikan kalau kita pantas melakoni Uji Coba melawan Timnas U-17! SEMANGATT!! 

Adik-adik, Ayo Lawan Kami….!! 

Hidup Indonesia! Hidup Persiga Trenggalek! 

Selesai…. 
Rista Fitria Anggraini 


NB : kalau ada kesalahan informasi mengenai tulisan saya diatas, mohon dikoreksi.. Insya Allah hari Selasa live tweet di @riezta09 , hehehe…

Kamis, 10 Mei 2012

Sahabat Itu Sederhana

(ditulis tanggal 09 Mei 2012)
Persahabatan itu sederhana. Sahabat adalah mereka yang bisa membuat kita menjadi diri kita sendiri. Mereka yang bisa membuat kita mencurahkan seluruh isi hati, tanpa merasa takut atau sungkan. Mereka yang mau menghargai kita kapanpun dan bagaimanapun keadaan kita.
Kita tidak perlu mencari sahabat yang kaya, pintar, cantik/ganteng, atau tenar di sekolah. Benar-benar tidak perlu. Percayalah, kita tidak akan menjadi pribadi yang lebih baik jika hanya berteman dengan memperhatikan unsur diatas. Kita hanya perlu bersahabat dengan orang yang mau bersahabat dengan kita. Kita hanya perlu bersahabat dengan mereka yang membuat kita nyaman, dan bisa menjadi diri kita sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan kita.
Carilah sahabat-sahabatmu sebanyak-banyaknya dan tulislah kisah yang indah dengan mereka, sementara akupun juga akan melakukannya…! Selesaaiii….! Rista Fitria Anggraini