Pages

Sabtu, 26 Mei 2012

Timnas U-17 Datang, Aku Senang!!

(ditulis tanggal 18 Mei 2012)
          Menyambung tulisan saya sebelumnya yaitu “Menjelang Laga Timnas U-17 vs Persiga Trenggalek : Tidak Sabaarr” di bawah ini saya ingin berbagi kisah dan pengalaman saya selama 3 hari Tim Nasional U-17 berada di Trenggalek. Dengan tulisan ini, saya pikir ketika suatu saat nanti saya lupa atau ingin mengenang kembali pengalaman ini saya bisa membaca tulisan ini kapanpun saya mau. :D 
Oke, tanpa berpanjang lebar lagi, mari kita mulai. Cerita ditulis per segmen, supaya lebih mudah dan ga pusing membacanya.. hehehe 

1.Kedatangan Timnas di Trenggalek dan upaya memotret bus Timnas 
           Timnas U-17 Indonesia tiba di Trenggalek pada hari Minggu Sore (tanggal 13 Mei 2012). Namun, pada hari itu saya belum sempat melihat bus Tim Nasional yang kata teman kos saya sudah terparkir di depan Hotel Hayam Wuruk Trenggalek. Sebenarnya saya sempat lewat di depan Hotel Hayam Wuruk ketika saya baru kembali dari Panggul rumah saya, tapi karena kondisi hujan saya lupa untuk menengok kearah hotel dan melewatinya begitu saja. 
          Keesokan harinya di sekolah saya berniat ingin melihat bus itu untuk memastikan kalau itu adalah  benar-benar bus Timnas Indonesia. Saat itu kebetulan pasta gigi saya habis dan bolpoint saya hilang, jadi saya bisa lewat di depan Hotel Hayam Wuruk sekalian beli pasta gigi dan bolpoin di Indomaret sebelah selatan Hotel Hayam Wuruk. 
          Ketika saya lewat di depan Hotel Hayam Wuruk, ternyata sebuah bus yang cukup besar sudah terparkir rapi di sana. Saking besarnya, Bus bertulikan “INDONESIA” di bagian samping dan bercat merah, putih dan hitam itu bagian kemudinya hampir berada di jalan raya. Saya pun menurunkan kecepatan motor dan melihatnya dengan seksama. Saya senang sekali karena Timnas Indonesia benar-benar telah tiba di Trenggalek. 
          Sepulangnya dari membeli pasta gigi dan bolpoint muncul keinginan saya untuk mengambil gambar bus itu dan meng-upload di twitter saya, hehehe. Yah, itung-itung ngasih tahu pada followers kalau Timnas benar-benar ada di Trenggalek. Tapi saya bukanlah tipe orang yang pemberani atau bernyali tinggi. Saya lumayan pemalu, bagaimana caranya saya memotret bus Timnas ya? Apa kata orang yang ada di sekitar situ? Bisa-bisa malah diketawain.. 
          Akhirnya saya teringat kalau di depan hotel agak Utara ada lapak es dawet. Saya pun berencana berhenti disana, membeli es dawet sambil memotret bus Timnas, pasti ga ada yang memperhatikan. Dengan rencana itu akhirnya saya kembali. Tapi, rejeki emang ga kemana. Ternyata pas di depan bus Timnas ada warung makan. Karena warung ini kecil, saya tidak memperhatikan sebelumnya. Tanpa pikir panjang sayapun langsung memarkir motor di depan warung itu dan membeli makan di sana, kebetulan saya juga belum makan siang. Sambil menunggu si penjual membuatkan pesanan saya, saya pun sibuk menunggu jalanan sepi untuk memotret bus timnas. Saat itu jembatan yang ada tepat di sebelah selatan hotel Hayam Wuruk sedang diperbaiki, hal ini membuat kemacetan yang lumayan panjang. Akhirnya setelah keadaan lalu lintas sepi saya berhasil mengambil gambar bus Timnas dan menguploadnya di twitter. 
Asiiikkk…. :D dan ini hasil jepretan kamera HP 2 Megapixel saya..

2.Lihat Timnas Uji Lapangan 
          Kalau yang saya tahu, sebelum melakukan pertandingan sebuah tim akan melakukan uji lapangan untuk mengetahui kondisi lapangan yang akan menjadi tempat mereka melakoni pertandingan. Begitu juga dengan Timnas U-17. Pada hari Senin pagi, teman saya yang rumahnya dekat Stadion Menak Sopal (stadion yang menjadi tempat laga ini) melihat bus Timnas terparkir di depan Stadion. Pada sore harinya saya bertanya kepada admin @AsliTrenggalek apakah Timnas akan uji lapangan pada sore hari juga, namun ternyata admin @AsliTrenggalek tidak mengetahuinya. Saya yang sejak kemarin sudah berniat pergi ke Stadion pada sore hari segera meng-sms adik kost saya yang tadi pagi janjian ke stadion bersama-sama. Namun, adik kost saya tiba-tiba membatalkan niatnya dan tidak jadi ikut saya ke stadion. Saya pun mulai galau, dan mencari teman yang bisa saya ajak ke stadion. Ditengah pencarian teman itu, tiba-tiba teman kost saya pulang dari sekolah dengan menangis tersedu-sedu. Setelah saya tanyakan ternyata dia baru saja kena tilang polisi yang saat itu tengah melakukan razia SIM dan STNK. 
          Saya bertambah bingung. Kenyataan kalau saya belum punya SIM menjadi alasan berikutnya. Bisa gawat kan kalau motor saya disita dan harus melakukan sidang? Hanya ada satu jalan agar bisa ke stadion dengan menghindari pos polisi yaitu lewat jalan kecil yang berbelok-belok. Masalahnya, saya jarang lewat situ dan kemungkinan kesasar cukup besar. Namun,saya benar-benar ingin melihat latihan Timnas untuk yang pertama kalinya, dan ini kesempatan terakhir melihat latihan Timnas di Trenggalek. Dengan berfikir simple “masa di Galek aja kesasar?” saya pun akhirnya berangkat juga ke stadion. 
          Dengan mengikuti motor yang ada di depan saya, akhirnya saya sampai dengan selamat di stadion. Ternyata sesampainya di sana, Timnas baru saja selesai melakukan uji lapangan. Saya pun menunggu di depan gerbang masuk stadion. Tidak lama kemudian, satu per satu pemain Timnas keluar dari stadion. Saya hanya melihatnya di atas jok motor saya. Ingin rasanya meminta foto dengan mereka, namun bingung gimana ngomongnya. Apalagi ketika melihat cewe-cewe centil dengan histeris dan hebohnya mengerubungi pemain Timnas dan mengajaknya berfoto, saya jadi jengkel sendiri. 
          Sebenarnya, selain melihat pemain Timnas secara keseluruhan ada satu pemain yang ingin saya pastikan masuk ke Skuad ini apa tidak. Pemain itu adalah Hanif Sjahbandi. Hanif Sjahbandi adalah pemain sepakbola berusia 15 tahun yang pada tahun 2009 lalu berasil menjadi Finalis World Skill Final di Manchester United. Kisah tentang Hanif Sjahbandi ditulis dalam sebuah novel berjudul “Merah Putih di Old Trafford”. Saya membeli buku itu tahun lalu dan takjub melihat kisah Hanif Sjahbandi, tentang mimpi dan perjuangannya, serta tentang dukungan orang tuanya yang luar biasa. Saya fikir ada kemungkinan Hanif yang tahun ini berusia 15 tahun ikut dalam skuad ini. Namun, sampai semua pemain masuk ke dalam bus, saya tidak menemukan sosok Hanif dalam rombongan itu. 
          Meski demikian, saya tidak kecewa karena meski tidak menemukan Hanif, saya bisa melihat Garuda-Garuda Muda Indonesia yang akan menjadi penerus Skuad Senior dalam beberapa tahun lagi. Saya sangat berharap ketika masanya mereka memperkuat Timnas Senior, timnas dapat memperoleh banyak gelar. Setelah bus berjalan menuju hotel, saya pun pulang ke kost dan Alhamdulillah tidak kesasar meski jalan yang saya lalui ketika datang ke stadion berbeda dengan yang saya lalui ketika pulang.  

3.Persiapan Menyaksikan Pertandingan 
          Selasa pagi. Timnas U-17 sudah menjadi trending topic yang sering dibicarakan teman-teman saya di sekolah. Sekitar 16 orang teman saya satu kelas berencana menyaksikan pertandingan bersama-sama. Urusan tiket sudah diatur oleh teman saya yang paling handal Rizfa (@rizfaizaa). Pelajaran yang berlalu di sekolah terasa sangat lama. Saya sudah tidak sabar lagi menonton pertandingan itu. Akhirnya setelah bel pulang sekolah berbunyi, saya segera pulang ke kos dan mengganti baju seragam saya dengan kaos dan langsung menuju rumah Rizfa bersama teman saya Sintya (@sintyagly) untuk bergabung dengan teman-teman yang lain sekaligus memarkir motor.  

4.Menunggu pemain Timnas di depan hotel 
          Ketika saya dan Sintya lewat di depan Hotel Hayam Wuruk (Jalan ke stadion lewat hotel Hayam Wuruk) saya melihat pak sopir memanasi bus Timnas. Seketika saya langsung berkata pada Sintya 
Saya : “ Mak Sin (panggilan Sintya),sepertinya pemain Timnas mau keluar, buktinya supirnya udah manasi bus.” 
Sintya :”Masa mbakdoz (panggilan saya)?” 
Saya : “Mungkin ,ga ingin lihat keluarnya pemain?” 
Sintya :”ayo mbakdoz..” 
Saya :”Tapi gimana to? Apa ga malu??” 
Sintya :”enggak enggak mbakdoz… sapa tahu ada Hanif?” 
Saya : “Beneran ini?” 
Sintya : “Iya. Ayoo!” 
           Akhirnya saya dan Sintya berbalik arah dan menuju ke halaman hotel Hayam Wuruk untuk menunggu pemain Timnas keluar hotel. Suasana di depan Hotel saat itu lumayan sepi, tapi untungnya tidak ada yang memperhatikan kami. Cukup lama kami menunggu, namun pemain Timnas belum keluar-keluar juga. Akhirnya saya dan Sintya memberanikan diri untuk bertanya pada seorang security yang sedang nganggur di teras hotel. 
 Saya :”Pak, pemain Timnas belum keluar kan?” 
Security :”Belum dek, kamu tunggu aja di sana.”(sambil menunjuk tempat duduk di dekat pintu keluar masuk hotel). 
Saya :”Enggak pak, kami tunggu di sini saja. Masih lama ya pak?” 
Security :”Kurang tahu dek, mungkin sebentar lagi, itu busnya sudah dipanasi.”  
          Beberapa saat kemudian satu per satu pemain Timnas keluar hotel dan menuju bus. Saya dan Sintya melihat pemain yang masuk ke bus dengan antusias. Ekspresi mereka terlihat tenang sekali. Setelah semua pemain masuk, bus pun segera melaju menuju stadion, sedangkan kami mengikuti di belakangnya.

To be Continued.. :)

0 komentar:

Posting Komentar