Pages

Sabtu, 16 Mei 2015

Kugantung Mimpi di Brawijaya

Ditulis tanggal 22 July 2013

lihat langitnyaaa :o 

Mengapa saya memilih Universitas Brawijaya? Sebenarnya, tidak ada alasan khusus mengapa saya memilih Universitas Brawijaya sebagai labuhan selanjutnya untuk menuntut ilmu. Bagi saya, dimana tempat kita melanjutkan belajar setelah lulus SMA bukanlah yang terpenting. Meskipun secara jujur saya juga memiliki universitas-universitas impian tapi saya tidak memaksakan diri harus bersekolah di Universitas A atau Universitas B apalagi sampai menghalalkan segala cara agar dapat masuk di dalamnya. Asalkan universitas tersebut telah terakreditasi secara nasional dan memiliki fasilitas serta sarana prasarana yang bagus, maka hal itu sudah cukup bagi saya. Daripada memilih nama universitas, saya lebih fokus memilih jurusan apa yang akan saya ambil. Menurut saya, hal ini jauh lebih penting daripada almamater itu sendiri. Jurusan yang kita ambil itulah yang akan berperan besar menentukan masa depan kita selanjutnya, karena seperti yang sering dikatakan tokoh –tokoh pendidikan, masa kuliah adalah masa awal untuk menuju dunia kerja.
Saya yakin, apapun almamater kita, jika kita mampu berprestasi dan memberikan yang terbaik pada jurusan kita masing-masing, hal itu akan memberikan kita keuntungan suatu hari nanti. Dan seperti hukum alam, ditambah ketekunan dan do’a ,kesuksesan-pun akan datang.  Sekolah di tempat bagus-pun jika tidak memiliki minat pada jurusan yang diambil ya tidak ada artinya. Oleh karena itu, kita harus benar-benar tahu apa potensi diri kita, apa cita-cita kita, sehingga pada akhirnya dapat mengambil keputusan kemana kita akan melangkah.

Raja Brawijaya 2013 (sudah dua tahun aja :/)  
Kesuksesan. Semua orang berlomba-lomba untuk meraih satu kata tersebut. Saya yakin, tujuan kita semua berada di sini untuk menjadi seseorang yang sukses. Makna sukses pada setiap orang akan berbeda. Ada orang yang mengartikan “jika ingin sukses harus kuliah dulu” ada juga orang yang beranggapan tidak perlu kuliah, langsung kerja saja setelah SMA. Parameter setiap orang akan kesuksesan pun juga berbeda. Ada orang yang mengartikan sukses jika sudah punya mobil, sudah bisa pergi haji, punya harta berlimpah. Ada orang yang mengartikan sukses jika sudah menjadi pengusaha, ada juga orang yang menganggap jadi Pegawai Negeri itu sudah termasuk sukses. Itu hanya masalah cara pandang pribadi dan tentu tidak bisa disalahkan. Cara pandang itu muncul bisa karena pengalaman pribadi, keadaan lingkungan, atau kondisi keluarga.
Sedangkan menurut saya, kesuksesan itu adalah ketika kita bisa hidup di dalam mimpi kita. Saya yakin kita semua memiliki mimpi. Mimpi-mimpi yang kita harapkan dapat terwujud. Dua bulan lalu, kita mengikuti SBMPTN, kita belajar dengan keras siang malam, berdo’a dengan khusyuk agar bisa lolos perguruan tinggi yang kita minati karena kita memiliki mimpi. Kita memiliki angan-angan kita ingin menjadi apa suatu hari nanti. Dan kesuksesan itu adalah saat kita bisa mewujudkan impian kita saat ini ke dalam sebuah kenyataan suatu hari nanti.
Mengapa orang yang bisa hidup dalam mimpinya berarti sukses? Karena orang tersebut telah berhasil melewati tantangan – tantangan yang berusaha menjauhkan mereka dari impiannya. Banyak orang yang ingin sukses, bercita- cita menjadi A dan B, tapi sering mereka gagal karena menyerah menghadapi tantangan-tantangan yang menghadangnya. Mereka memilih membalik badan dan berlari menjauh dari impian yang mereka bangun sendiri. Orang-orang yang mampu terus melangkah dan berhasil sampai di tempat ia seharusnya, tempat yang telah disiapkan Tuhan untuknya, tempat mimpinya hidup, itulah orang yang sukses, meski tidak punya mobil dan belum pergi haji sekalipun.
Saya ingin menjadi seperti itu. Menjadi seseorang yang bisa hidup dalam impiannya. Saya sangat berharap di Universitas Brawijaya ini saya bisa mulai merajut mimpi dan asa untuk menuju ke sana. Apalagi dengan mencapai impian saya tersebut saya bisa bermanfaat untuk orang lain. Waahh….tambah mantabb!. Tentu akan tidak mudah. Seperti sudah “digariskan” Tuhan juga bahwa keberhasilan akan selalu diiringi oleh perjuangan dan pengorbanan, satu proses yang harus mampu kita lewati.
Sejak dulu saya sangat senang sekali dengan dunia makanan. Saya adalah anggota omnivora sejati, apapun bisa masuk ke mulut. Hahaha.. Itu adalah alasan sederhana saya memilih jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan di Universitas Brawijaya ini. Setiap hari saya akan sering berhubungan dengan makanan, makanan, dan makanan. Pasti akan sangat menyenangkan. Alasan yang lebih “keren” nya saya memilih dunia pangan karena saya berpikir kebutuhan pangan akan selalu dibutuhkan sampai kapanpun. Semua orang sejak lahir sampai meninggal akan selalu membutuhkan makanan. Orang kaya maupun orang miskin semua butuh makanan. Itulah mengapa saya memilih dunia pangan ini, karena jangkauannya sangat luas. Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia, semua orang membutuhkan makanan. Saat ini di beberapa daerah di Indonesia banyak sekali terjadi kasus gizi buruk karena mereka sulit mendapatkan makanan yang bergizi. Makanan sehat dan bergizi tersedia begitu banyak di negeri ini, namun tidak semua masyarakat menikmatinya.  Meskipun negeri kita disebut negeri agraris yang logikanya tersedia banyak bahan pangan, nyatanya kekurangan pangan tetap menjadi masalah yang tidak kunjung selesai. Kelangkaan bahan pangan kerap terjadi, akibatnya harga pangan melambung tinggi. Masyarakat yang ekonominya rendah kesulitan hanya untuk membeli makanan yang bergizi untuk dirinya dan keluarganya. Oleh karena itulah, saya ingin suatu saat nanti, saya bisa membuat sebuah makanan yang dapat dinikmati oleh semua kalangan, miskin ataupun kaya  dan memenuhi kebutuhan gizi mereka.  
Lebih daripada itu, saya sangat senang dan bersyukur dapat diterima di Universitas Brawijaya ini. Kerja keras mempersiapkan diri menghadapi SBMPTN akhirnya berbuah dengan manis. Saya sangat menyukai kota Malang lengkap dengan sepakbolanya. Saya sangat menikmati udaranya yang sejuk dan jarang macet. Saya sangat senang banyak angkot yang siap mengantar kita kemanapun kita mau pergi. Dan lebih lagi, orang tua saya tidak perlu terlalu khawatir karena Malang tidak terlalu jauh dari rumah saya di Trenggalek. Saya berharap di tempat ini saya bisa belajar banyak hal, mengenal banyak teman, dan bisa mengenyam banyak pengalaman. Semoga di tempat ini saya bisa memberikan kemampuan yang terbaik, memperbaiki kelemahan dan mengembangkan potensi diri. Semoga dimulai dari sini saya bisa memberikan manfaat untuk orang lain. Semuanya untuk almamter tercinta dan untuk pribadi yang lebih baik tentunya.

Terima Kasih Brawijaya, telah menerima saya menggantungkan impian di tempat ini.

* Tulisan di atas saya buat untuk tugas Ospek Maba 2 tahun yang lalu. Kata panitiannya waktu itu tulisan terbaik akan dimuat di website EM (Eksekutif Mahasiswa), makanya saya semangat sekali nulisnya. Ternyata.....jangankan dimuat, kayaknya dibaca saja tulisanku nggak :| :| (baca : php). Tulisan ini saya tujukan khususnya untuk adik-adik Maba yang tahun ini akan naik tingkat menjadi Mahasiswa. Semoga bermanfaat, happy reading ^^

2 komentar:

Posting Komentar