Pages

Selasa, 17 Juni 2014

Mengenang Satu Tahun SBMPTN



Ditulis tanggal 16 Juni 2014

Hari ini saya kembali ke kampus setelah satu minggu pulang ke kampung halaman. Keadaan kampus hari ini terlihat lebih ramai daripada hari-hari biasanya. Saya banyak menemui wajah-wajah asing yang tidak pernah terlihat di kampus sebelumnya. Mulai dari anak seusia saya, anak di bawah usia saya, sampai orang tua banyak berjalan kesana kemari. Hal ini tidak mengherankan mengingat besok akan diadakan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) atau orang awam menyebut ujian tulis untuk masuk perguruan tinggi. Calon mahasiswa yang tidak diterima pada seleksi SNMPTN yang lalu, akan mencoba menggunakan jalur SBMPTN ini untuk dapat masuk perguruan tinggi pilihan. Meski demikian, persaingan di SBMPTN akan lebih ketat daripada SNMPTN karena jumlah pendaftar sangat banyak sedangkan kursi yang diperebutkan lebih sedikit.

Apa yang saya lihat pagi ini membuat saya teringat satu tahun yang lalu, ketika saya menjadi seperti mereka. Perjuangan memasuki bangku kuliah, berusaha mendapatkan kursi di perguruan tinggi negeri yang diperebutkan oleh ribuan calon mahasiswa adalah saat-saat yang tak pernah terlupakan dalam hidup saya. Mungkin, sepanjang hidup saya selama 19 tahun ini, saat-saat itu adalah perjuangan terberat yang pernah saya lalui. Masih tergambar jelas di ingatan saya, saat saya dan teman-teman kelas XII IPA 6 SMAN 1 Trenggalek mencoba menuliskan cita-cita masing-masing setelah tidak memakai seragam putih abu-abu lagi. Kami berpencar, mencoba menggapai cita-cita ke segala penjuru kota, berharap di sanalah impian itu berada. Masih teringat pula susahnya saya bersama teman-teman seperjuangan Pugar, Indah, Dimas, mencari kost di Malang saat akan mengikuti bimbingan belajar. Di tempat yang baru itu, saya bertemu dengan teman-teman seperjuangan dari daerah lain, ada yang dari Banyuwangi, Kediri, dan Bondowoso. Saat yang paling menyedihkan dari ini semua adalah saat dimana saya dan semua teman satu kost saya harus menerima kenyataan gagal di SNMPTN. Kami menangis bersama-sama, menghubungi orang tua masing-masing dan meminta maaf karena belum bisa membuat mereka menghela nafas lega, kami meminta maaf karena masih membuat mereka khawatir pada nasib kami yang belum pasti. Saya masih teringat, malam hari setelah pengumuman, saya bersama teman-teman yang lain datang ke pameran buku Gramedia yang diadakan di dekat kost dengan mata yang masih sembab dan segera menuju tumpukan buku soal persiapan menghadapi SBMPTN, meskipun akhirnya saya tidak membelinya karena terlalu mahal. Hehehe. Setelah itu, kami pergi ke Balai Kota Malang untuk menghibur diri. Kami duduk di atas rumput balai kota, melihat kota Malang di malam hari sambil melamun dengan pikiran masing-masing. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan.
SBMPTN adalah pertarungan hidup mati bagi saya. Saat itu, saya pertaruhkan diri saya untuk bisa diterima melalui jalur ini. Jalur ini adalah jalur reguler terakhir karena jika gagal, jalur yang tersisa hanya jalur Mandiri dan tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Saya tahu kedua orangtua saya akan keberatan jika saya harus menempuh jalur mandiri dan saya pribadipun sejak awal sangat menghindari jalur mandiri. Saat itu, saya berkata kepada diri saya sendiri “Jika saya tidak lolos SBMPTN, saya tidak bisa kuliah”. Mungkin kalimat tersebut sedikit arogan dan ambisius, tetapi kalimat itulah yang memacu saya untuk belajar lebih keras dan berdo’a lebih giat. Memperebutkan 54 kursi dari ratusan atau bahkan ribuan pendaftar tidak bisa didapat hanya dengan berleha-leha dan bersantai. Karena keinginan yang keras untuk melanjutkan pendidikan itulah, saya bisa mempersiapkan diri dengan baik.
Dan pada akhirnya, ungkapan “Kerja keras, itu takkan mengkhianati” memang benar adanya. Tanggal 8 Juli 2013 saya dinyatakan lolos SBMPTN dan diterima di pilihan pertama sesuai yang saya harapkan. Alhamdulillah, Saat itu rasanya senang bukan main. Suatu perjuangan yang berakhir manis. Setelah melihat pengumuman itu saya langsung memeluk bapak dan ibu saya yang saat itu bersama-sama melihat pengumuman sambil berteriak “Horeeee... Aku Kuliaahhh!!! Jadi Mahasiswaa!!”
Hari itu adalah hari yang sangat indah dan tidak akan pernah terlupakan. Tak terasa satu tahun sudah waktu itu berlalu. Satu tahun sudah saya menjalani hidup sebagai seorang mahasiswa. Banyak hal yang telah saya alami selama setahun ini, banyak juga pengalaman baru yang saya dapat. Akan tetapi, waktu berjalan begitu saja dan setelah lulus SBMPTN saya belum pernah mendapati diri saya mempunyai tekad dan keinginan yang kuat akan satu hal seperti saat saya ingin kuliah dulu. Sampai sekarang, semuanya masih biasa-biasa saja atau bisa dibilang berjalan sangat lambat. Belum ada kecepatan lebih, belum ada usaha dan do’a yang keras seperti saat akan SBMPTN dahulu. Jujur, saya sangat merindukan diri saya saat itu. Saya merindukan diri saya yang bersikeras akan satu tujuan dan bekerja keras untuk mencapainya. Saya ingin diri saya saat itu kembali lagi. Karena “Kemenangan pasti akan terasa lebih indah saat kita telah lelah berjuang”

Selesai...
Rista Fitria Anggraini J

1 komentar:

MBO128NET mengatakan...

Bandar Togel Terpercaya
SITUS TOGEL TERBAIK
AGEN TOGEL TERBAIK 2021
Bandar Togel Indonesia
Situs Agen Togel Terbaik
SITUS TOGEL DEPOSIT PULSA

MBO128 SITUS TOGEL ONLINE TERPERCAYA 2021

FREE ANGPAO Rp.50.000
Buruan gabung di MBO128 SEKARANG JUGA!
AYO CLAIM SEKARANG KEHABISAN !!!

Untuk pendaftaran bisa langsung Klik link berikut :
DAFTAR TOGEL ONLINE

Minimal DEPOSIT Rp.25.000
Minimal TARIK DANA Rp.50.000

KONTAK :
WhastApp: 0852-2255-5128

Transaksi bisa dilakukan melalui Via :

• PULSA ( Telkomsel , XL – Axis ) Bisa isi dari Counter / Transfer Pulsa / Alfamart dan Indomaret TANPA POTONGAN PULSA

• BANK ( BCA, Mandiri, BNI, BRI, Danamon, Permata,Semua Bank Nasional dan Daerah )

• E-Money ( OVO, Dana, LinkAja, PayPro, GoPay)

Posting Komentar