Ditulis tanggal 26 Juni 2013
Saat ini nasibku
tengah terkatung-katung. Belum ada kepastian dimana aku akan melanjutkan
sekolah. Kegagalanku lolos dalam SNMPTN lalu membuatku harus berjuang lagi
. Saat ini aku telah mencoba menembus ujian tulis bernama SBMPTN. Dan seperti seleksi-seleksi pada
umumnya,saat ini aku tengah menunggu pengumuman. Satu hal yang sangat kubenci.
Bukan apa-apa,
kalau cuma sehari dua hari atau seminggu sih gak apa-apa, tapi seleksi nasional
selalu membutuhkan waktu lebih dari itu untuk mengumumkan hasil seleksi. Dan
nasib kami, para peserta ujian cukup menyedihkan. Menunggu. Galau. Antara masuk
dan gak masuk. Mau yakin masuk nyatanya ga yakin, mau langsung ga yakin ko
kayanya masih ada peluang. Nah loh, bingung kan…
Aku sih sangat
berharap SBMPTN ini bisa tembus. Cukuplah kegagalan di SNMPTN lalu. Aku tidak
mau gagal lagi. Alias aku ga mau membaca kata “Maaf” lagi di pengumuman nanti.
Kasihan orang tuaku. Kasihan bapak ibukku. Cukuplah mereka kecewa dan khawatir
karena aku. Melihat wajah beliau yang kelihatan lebih tua karena memikirkanku
membuatku merasa sedih dan bersalah. Setidaknya, dengan aku lolos SBMPTN ini,
beban mereka lebih berkurang. Bebanku juga. Galau ini segera pergi. Masa baru
mau masuk PTN aja udah ngrepotin banget aku ini.
Selain itu, aku
ingin lolos lewat jalur SBMPTN untuk menghindari permainan gelap yang sering
dilakukan calon peserta saat harus ikut ujian mandiri. Aku yakin ini sudah
menjadi rahasia umum. “Lewat belakang”, “dititipkan”, atau kata-kata sejenis
itu adalah hal yang sangat aku hindari. Selain orang tuaku bukanlah orang tua
yang kaya raya, aku tidak akan bangga masuk dengan cara seperti itu. Kita ini
akan belajar, menuntut ilmu. Ilmu itu suci. Bagaimana kita akan mendapatkan
kesucian jika masuknya saja udah salah?
Semuanya tinggal
kupasrahkan kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Mengatur, Maha
Menentukan, dan Maha Mengetahui. Setidaknya aku telah berusaha dengan maksimal.
Meski harus kuakui belajarku pada awal ikut bimbel sangat kurang karena
berharap banyak pada SNMPTN, tapi aku meningkatkan belajar setelah tau aku ga
lolos SNMPTN. Aku sudah ikut tambahan, aku juga sudah berdo’a dengan
sebaik-baiknya. Aku tahu, aku adalah anak yang biasa-biasa saja. Mungkin hanya
dengan otak saja, aku akan kesulitan. Namun dengan izin Allah, semuanya bisa saja terjadi. Semoga Allah SWT berkenan memberikan pertolongan dan
kemudahan kepada hambaNya yang lemah ini.
Namun,
kemungkinan terburuk tetap harus diantisipasi. Bukan pesimis, tapi jaga-jaga.
Aku ga mau sampai di php lagi kaya
pas SNMPTN lalu. Maka, daripada galau nunggu pengumuman aku daftar di beberapa
perguruan tinggi. Setidaknya ini bisa menjadi cadangan jika (semoga tidak)
SBMPTN aku tidak lolos.
Aku ingin
menimba ilmu yang terbaik, aku ingin mendapatkan pengalaman yang terbaik, aku
ingin menjadi pribadi yang lebih baik saat menginjakkan kaki di bangku kuliah
nanti. Oleh karena itu aku ingin masuk dengan cara yang baik dan benar. Cara
yang sah. Karena kuliah bukan hanya masalah diterima atau tidak. Bagaimana kita
bisa survive saat sebagai mahasiswa
nanti, itu yang lebih penting.
Oke, sekian dulu
tulisan hari ini. Nanti kalau udah pengumuman aku posting lagi. See ya….
Selesai…
Rista Fitria
Anggraini
0 komentar:
Posting Komentar