Oleh : Ust. Budi Ashari, Lc.
Masjid Abu Dzar Al-Ghifari Malang
– 18 Februari 2017
Di dalam sejarah peradaban dunia, kita mengenal
berbagai macam peradaban, antara lain peradaban Persia, peradaban Romawi, dan peradaban
Islam. Namun, tak semua peradaban itu memberikan contoh nilai dan perilaku yang
baik di masyarakat pada zamannya. Peradaban Persia meskipun dahulu kala
sangatlah besar, namun tak menghargai manusia layaknya makhluk yang paling
sempurna. Gedung Colosseum yang dibangun megah pada zaman Persia ternyata
digunakan untuk melihat pertarungan antara manusia dan binatang. Pada saat itu,
manusia (tahanan perang) dan binatang saling diadu dan ditonton oleh banyak
masyarakat. Di samping itu, diketahui pula pada zaman peradaban Persia, Raja
Persia sangat diagung-agungkan sampai sampai rakyat yang akan menemuinya hanya
bisa berbicara pada jarak sepersekian meter (bergantung kedudukannya) dan harus
menggunakan penutup mulut karena khawatir rakyat tersebut memiliki bau mulut
yang akan mengganggu raja.
Peradaban selain peradaban Islam hanya berasal
dari pemikiran-pemikiran manusia yang pada akhirnya bermuara pada satu hal,
yaitu Kasta. Peradaban non-Islam sangat memperhatikan kasta dan merasa manusia
harus dibagi berdasarkan kastanya. Hanya peradaban Islam lah yang tidak
mengenal Kasta antara manusia. Peradaban Islam adalah peradaban yang paling
beradab dari semua peradaban yang pernah berkuasa di dunia. Peradaban Islam
adalah satu satunya peradaban yang tidak lahir dari pemikiran manusia,
melainkan perdaban yang bersumber dari wahyu Allah SWT. yang diturunkan melalui
Rasulullah SAW.
Peradaban Islam pertama kali berkembang di Arab,
sebuah negara yang sama sekali tidak diminati oleh manusia pada saat itu. Orang
hanya menganggap Arab sebagai negara padang pasir yang kering dan tandus.
Betapa Maha Kuasanya Allah SWT, menghadirkan RasulNya di tanah Arab yang
awalnya tak memiliki peradaban apapun, sehingga peradaban Islam menjadi
peradaban pertama yang berkembang di Arab. Dengan begitu, peradaban Islam dapat
terjaga kemurniannya. Subhanallah….
Di dalam peradaban Islam, ada tiga jenis
tingkatan. Tingkatan terendah dalam peradaban Islam adalah tingkatan yang
mengatur manusia dengan alam (benda mati), seperti hubungan manusia dengan
tanah, air, bulan, bintang, hewan, tumbuhan, mesin, dsb. Tingkatan kedua adalah
tingkatan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia (ukhuwah), bagaimana
manusia harus saling menghormati saling menyayangi, dan saling menutup aib satu
dengan yang lain. Adapun tingkatan tertinggi dalam perdaban Islam adalah
tingkatan yang mengatur hubungan manusia dengan penciptaNya, Allah SWT.
Dalam penaklukan wilayah, terdapat perbedaan yang
mencolok antara penaklukan oleh umat Muslim dengan penaklukan yang dilakukan
bangsa Eropa. Sistem penaklukan Islam adalah membuka, bukan menguasai. Saat
suatu negara dikuasai umat muslim, maka akan dibangun segala fasilitas dan
penduduk asli negara tersebut sangat dijaga. Beda hal-nya dengan sistem
penaklukan Barat yang menjajah, mengambil sumber daya alam, dan menjadikan
penduduk pribumi sebagai budak. Islam sangat toleran terhadap perbedaan,
mempersilakannya hidup dengan damai selama tidak berbenturan dengan kepentingan
umat Islam.
Banyak sekali ulama muslim yang menjadi ilmuwan
hebat pada zamannya, diantaranya Ibnu Khaldun yang mempelajari hubungan sosial
antar manusia dan ibnu nafis penemu sistem peredaran darah minor yang
membangkitkan dunia kedokteran. Banyak sekali ilmuwan muslim yang sangat luar
biasa pada zamannya namun tertutupi oleh ilmuwan ilmuwan dari negara Barat.
Kepandaian para ulama muslim pada zaman itu dikarenakan sistem pembelajaran
yang benar, yaitu sistem pembelajaran dari atas ke bawah. Pembelajaran yang
utama adalah pembelajaran tentang memahami hakikat manusia sebagai ciptaan
Allah, memperbaiki hubungan antar manusia, baru kemudian mempelajari ilmu alam.
Ketika ilmu tentang Ketuhanan dan ilmu social telah dikuasai, maka tak sulit
mempelajari ilmu alam. Penyebab susahnya mempelajari ilmu sampai tahap ahli saat
ini salah satunya dikarenakan sistem pembelajaran yang terbalik, yaitu dari
bawah ke atas. Pelajaran tentang ilmu hitung ataupun ilmu alam lebih
didahulukan daripada meningkatkan iman taqwa atau pembelajaran sosialisasi
dengan masyarakat. Oleh karena itu, kepada calon ibu dan ayah wajib hukumnya
mengubah sistem tersebut. Jadikan anak sholeh sebelum besar.
Selesai…
Rista
Fitria Anggraini :)
0 komentar:
Posting Komentar