5. Suasana Pertandingan
Stadion sudah mulai dipenuhi penonton
ketika kami tiba. Kami benar-benar beruntung karena mendapatkan tempat duduk di
dekat pintu keluar masuknya pemain. Saya memilih duduk di tempat paling tepi
dekat dengan pagar, supaya lebih dekat dengan tempat pemain keluar masuk.
Ketika pemain keluar untuk melakukan pemanasan, saya mengemban profesi baru,
yaitu sebagai juru foto karena tempat saya yang strategis. Saya memotret pemain
Timnas saat masuk dan keluar lapangan.
Pertandingan pada babak pertama
berlangsung cukup seru. Penguasaan bola lebih banyak dikuasai oleh Timnas U-17,
beberapa peluang sempat membahayakan gawang Persiga. Sementara itu Persiga
hanya sesekali mengandalkan serangan balik. Meski demikian, skema yang
dilakukan Persiga terlihat efektif. Hasilnya pada pertengahan babak pertama
Persiga berhasil mencuri gol lewat sepakan keras Muhammad Ridwan yang
memanfaatkan kelengahan lini belakang Timnas U-17. Skor 1-0 bertahan hingga
turun minum.
Pada babak kedua, permainan Timnas
masih tetap mendominasi. Beberapa pergantian pemain dilakukan oleh kedua tim
untuk menyempurnakan strategi. Namun, beberapa peluang emas yang dihasilkan
Timnas gagal berbuah gol, sedangkan Persiga yang sesekali melancarkan serangan
balik juga gagal menambah keunggulan. Akhirnya skor 1-0 bertahan hingga peluit
panjang berbunyi.
Ini tentu hasil yang sangat
mengejutkan. Timnas U-17 yang Januari lalu menjadi juara pada sebuah tournament
di Hongkong dan beberapa hari sebelumnya berhasil menaklukkan Persebaya harus
menyerah di tangan Persiga Trenggalek. Saya tidak tahu apakah ini karena over
confident sehingga tidak menghasilkan permainan yang baik, factor lapangan yang kurang bagus, atau
factor lain. Sebenarnya Timnas menguasai lini tengah dan selalu berhasil
membawa bola sampai ke titik pinalti Persiga. Namun, setelah sampai titik
pinalti, para pemain seperti kehilangan koordinasi dan bingung bagaimana harus
mengambil tindakan. Hal itulah yang membuat beberapa serangan timnas berhasil
dipatahkan. Lebih dari itu koordinasi lini belakang Persiga juga sangat rapi
dan tidak memberi celah sekalipun untuk pemain Timnas, sehingga membuat pemain
Timnas kesulitan untuk menerobos pertahanan tim Persiga.
Memang, sepakbola adalah olahraga
yang tidak bisa diprediksi. Banyak hal yang tak terduga terjadi, termasuk
kekalahan Timnas atas Persiga kemarin. Tentunya hal itu menjadi PR untuk
pelatih Timnas U-17 untuk membenahi permainan Tim Garuda Muda sehingga bisa tampil
lebih baik pada uji coba berikutnya.
6.
Berburu
Foto dan Tanda Tangan
Setelah pertandingan selesai, seluruh
penonton menyerbu lapangan berburu foto dan tanda tangan pemain. Saya dan
teman-teman juga tidak mau kalah. Saya yang membawa buku “Merah Putih di Old
Trafford” berburu mencari pemain untuk memberikan tanda tangannya di buku saya.
Akhirnya saya berhasil mendapatkan tanda tangan dari 8 pemain Timnas U-17.
Aseeeekkk….hehehe,,
Pada sesi foto kemarin, pemain
bernomor punggung 2 bernama Putu Gedhe menjadi pemain yang paling banyak
dikerumuni cewe-cewe. Wajahnya yang manis menjadi daya tarik bagi kami. Oiya,
kemarin saya sempat bercakap-cakap sambil meminta tanda tangan dengan pemain
nomor punggung 8 Muhammad Hargianto menanyakan Hanif Sjahbandi. Begini
kira-kira percakapan saya :
Saya :”Mas
kenal Hanif ya?”
Hargi :”Iya,
dulu teman.”
Saya :”Dia
ga masuk Timnas ya?”
Hargi :”Enggak,
usianya belum cukup, ia kan kelahiran 97.”
Saya :”Terus
sekarang ia main di Timnas apa?”
Hargi :”Enggak,
dia sekarang fokus ke SSB aja.”
Saya :”Oh
begitu, yasudah terimakasih mas.”
Hargi :”Iya.”
Keesokan harinya baru kutahu kalau
Muhammad Hargianto lahir pada tanggal 24 Juli 1996. Brondooongggggg!!!!!! Dan
dengan pedenya saya memanggilnya MAS. What the hell???!! -_-“
PUTU GEDHE!!! >_< |
Minta ttd dek Hargi..!^__^ |
Hari menjelang petang ketika saya
kembali dari Stadion. It’s the best day. Rasanya saya tidak ingin hari ini
selesai. Rasanya saya ingin kembali memutar waktu ke saat pemain Timnas masuk
ke dalam Stadion dan kembali ingin berfoto dan meminta tanda tangan lebih
banyak pemain lagi. Namun, apa daya, waktu telah berlalu dan kesempatan telah
berakhir. :(
7. Demam Timnas
Euphoria teman-teman akan kedatangan
Timnas tidak berhenti di stadion. Keesokan harinya Timnas semakin gencar
dibicarakan di setiap sudut sekolah. Di kelas, di kantin, di kopsis, semua membicarakan
Timnas dan pengalaman yang telah diperoleh kemarin. Kami mengerumuni
teman-teman kami yang mengambil gambar kami dengan pemain Timnas kemarin.
Kadang kami tertawa, kadang menjerit histeris, kadang mendengus kecewa karena
fotonya kabur atau tidak jelas. Mulai dari profil picture Facebook, Twitter,
hingga Wallpaper HP semua foto kami dengan pemain Garuda. Kereeeennn kaann…. Demam
Timnas benar-benar melanda kami.
Namun demikian, saya yakin dan percaya
bahwa suatu hari nanti saya pasti bisa menonton pertandingan Timnas lagi. Bukan
hanya Timnas Junior tapi juga Timnas Senior. Hal itu karena saya sangat
mencintai Tim Nasional Indonesia dan siap Mendukung Timnas Garuda dalam
bagaimanapun keadaannya, karena : “Gue Bukan Supporter Karbitan!!”
Terimakasih
seluruh pemain dan official Tim Nasional U-17 telah berkunjung ke Trenggalek!
Tetap lakukan yang terbaik untuk Merah-Putih!
Selesaaii…
Rista Fitria Anggraini
NB : mungkin tulisan saya diatas terlihat sangat
lebay, tapi memang itulah gambaran perasaan saya dan apa saja yang saya lakukan
selama Timnas U-17 ada di sini. Saya hanya ingin ketika saya lupa akan
peristiwa ini, dengan membaca tulisan diatas saya bisa kembali mengingatnya
dengan jernih.
Posting Berikutnya : Timnas U-17 datang, saya senang (Part 3) berisi foto yang kami dapatkan sebelum pada saat dan setelah pertandingan.
Pokoknya Garuda di Dadaku lah! ^_^
0 komentar:
Posting Komentar